Ada Riwayat Kanker Payudara, Perempuan Ini Jalani Mastektomi di Usia Muda

Rabu, 17 Juli 2019 | 16:06 WIB
Ada Riwayat Kanker Payudara, Perempuan Ini Jalani Mastektomi di Usia Muda
Perempuan kampanye melawan kanker payudara. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ada Riwayat Kanker Payudara, Perempuan Ini Jalani Mastektomi di Usia Muda.

Mungkin tak semua perempuan berani mengambil keputusan untuk menjalani mastektomi, sebagai langkah pencegahan terhadap kanker payudara. Apalagi di usia yang terbilang masih sangat muda.

Namun, Joanna Megson memiliki pandangan lain terhadap hal ini, setelah nenek dan ibunya menderita kanker payudara. 

Perempuan yang berprofesi sebgai seorang pejabat komersial di industri nuklir ini menjalani operasi setelah mengetahui ia memiliki gen BRCA2, yang secara substansial meningkatkan risiko kanker payudara pada dirinya. 

Baca Juga: Yogyakarta Dihantui Pelecehan Seksual, Mahasiswi Diremas di Malioboro

Dilansir dari Metro, operasi itu ia lakukan pada usia 24 tahun. Saat ini, di usianya yang menginjak 25 tahun, perempuan asal Yorkshire tersebut adalah salah satu perempuan termuda yang tak lagi memiliki payudara karena mastektomi.

Langkahnya didorong oleh kisah Angelina Jolie, yang menjalani operasi pencegahan ini karena riwayat keluarganya yang menderita penyakit tersebut. 

Kisah Joanna diawali dari keputusannya melakukan tes pada 2017 lalu. Gen BRCA2nya mengartikanya bahwa dia memiliki peluang sebanyak 50-80 persen terkena kanker payudara dan juga risiko kanker ovarium. 

"Statistiknya mengejutkan. Rasanya tak terhindarkan bahwa saya mengikuti jejak ibu dan nenek saya," ungkap dia.

Awalnya, kata Joanna dia percaya bahwa risiko kanker payudara pada usia dua puluhan rendah. Karenanya, ia menunda keputusannya untuk melakukan mastektomi preventif. 

Baca Juga: Sering Pakai Pompa ASI, Cari Tahu 5 Efek Sampingnya pada Payudara dan Bayi!

"Dengan riwayat keluarga saya, skrining sepertinya tidak cukup untuk mencegahnya. Operasi sepertinya merupakan hal terbaik untuk dilakukan, tetapi saya masih sangat ketakutan. Itu berarti saya tidak pernah bisa menyusui. Saya khawatir tentang risiko infeksi dan bahwa rekonstruksi mungkin tidak berhasil. Saya khawatir tidak bangun dari obat bius, tidak merasakan apa pun di payudara saya dan seperti apa bentuknya," ujar dia.

Tapi kemudian dia berubah pikiran. Menurutnya, ini adalah satu-satunya hal yang akan menyelamatkan hidupnya.

Joanna menjelaskan bagaimana neneknya meninggal karena kanker payudara pada usia 36 tahun dan bagaimana ibunya, Julie memilikinya, sebelum memiliki kanker serviks dan meninggal pada usia 45 tahun. 

"Dia tidak pernah melakukan tes genetik, tetapi mengatakan kepada saya bahwa saya juga bisa mendapatkannya pada usia 18 tahun. Namun, pada saat itu, saya tidak ingin tahu. Jadi dia pasti sangat bangga bahwa saya telah melakukan sesuatu untuk mencoba mencegah apa yang akan terjadi untuknya," kata dia.

Joanna juga membagikan kisah ibunya yang saat itu berusia tujuh tahun harus menerima kanker payudara sang nenek, dan melihatnya mengalami lumpektomi bertahun-tahun kemudian.

Ketika ibunya kemudian didiagnosis memiliki kanker serviks, dia melihat bagimana ibunya tersiksa melakukan kemoterapi dan radioterapi hingga akhirnya meninggal dunia. 

"Menemukan kankernya adalah hal sangat menghebohkan. Saya banyak menangis, tetapi memutuskan untuk mencoba dan menikmati waktu yang kami tinggalkan bersama," kenang Joanna.

Ia merasa beruntung keputusannya menjalani mastektomi juga didukung sang kekasih, Josh. Dalam operasi enam jam di Doncaster Royal Infirmary, Joanna menjalani mastektomi dan rekonstruksi menggunakan implan silikon. 

"Meskipun saya sama sekali tidak menyesal, ketika saya meninggalkan rumah sakit, saya melihat poster tentang menyusui dan menangis sepanjang perjalanan pulang," katanya.

"Pertama kali saya melihat payudara saya dengan benar, saya berdiri di depan cermin, melepas piyama saya dan mulai tersenyum, lalu menangis dengan bahagia, karena dokter bedah saya telah melakukan pekerjaan yang luar biasa." ungkap Joanna lagi.

Menurutnya, itu adalah momen yang emosional. Meski bukan payudara asli, dan terdapat beberapa perban dan sedikit memar, payudaranya terlihat sangat bagus. 

Joanna mengatakan dia merasa terinspirasi oleh perempuan lain seperti dia dan mendorong lebih banyak orang untuk sadar akan hal ini. 

"Kepada siapa pun yang bertanya-tanya apakah akan menjalani operasi, saya katakan lakukanlah. Menakutkan, tetapi Anda akan senang melakukannya. Saya tidak menyesal," ujar dia.

Dia menambahkan, bahwa ada beban yang sangat besar yang sudah hilang di bahunya. Ini sungguh sangat menakjubkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI