Suara.com - Beberapa tahun belakangan, bisnis sosial sedang tren di Indonesia. Berbeda dengan bisnis komersial, bisnis sosial biasanya lebih mengutamakan kepentingan sosial dibandingkan dengan mencari keuntungan. Bisnis sosial umumnya terbentuk karena sebuah persoalan yang ada di lingkungan mereka, atau bahkan mereka sendiri yang mengalaminya.
Menjadi incaran generasi milenial, bisnis sosial memiliki banyak tantangan yang harus dihadapi oleh para pelakunya. Mulai dari permasalahan kurangnya jejaring, sumber pendanaan, akses pengetahuan, mentorship, hingga tidak adanya sebuah ekosistem wirausaha sosial yang memadai. Bagaimana solusinya? Berikut kiat sukses menjalankan bisnis sosial dari DBS Foundation
Inovasi
Penilaian ini dilihat dari sejauh mana solusi yang diberikan dari bisnis terhadap permasalahan sosial yang ada saat ini melalui inovasi dan peningkatan bisnis yang berkelanjutan.
Dampak sosial
Kejelasan masalah sosial yang ingin dipecahkan, stakeholder, dan siapa saja yang menjadi target sasaran dari usaha yang dijalankan, serta bukti nyata dampak yang dihasilkan.
Baca Juga: 4 Rahasia Sukses Membangun Bisnis Event Organizer untuk Milenial
Kelayakan bisnis
Kriteria ini meliputi adanya permintaan kebutuhan pada pasar akan layanan atau produk bisnis sosial, kekuatan strategi dalam memeroleh pelanggan dan model pendapatan bisnis, serta rekam jejak keuangan yang jelas dan proyeksi yang realistis.
Skalabilitas dampak bisnis dan sosial
Skalabilitas ini dinilai melalui kemampuan operasional untuk mengimplementasikan rencana peningkatan bisnis selama 24 bulan ke depan serta bagaimana kelayakan rencana peningkatan tersebut berdasarkan pendorong utama pertumbuhan.
Kekuatan tim
Terdapat dua hal yang dinilai dalam kriteria ini, yaitu visi dan komitmen pendiri untuk mencapai dampak sosial, serta pengalaman dan kemampuan manajemen tim dalam mencapai target pertumbuhan.