Siapa Kaum Milenial dan Apa Pemicu Stresnya? Ini 3 Cirinya Menurut Psikolog

Kamis, 11 Juli 2019 | 17:29 WIB
Siapa Kaum Milenial dan Apa Pemicu Stresnya? Ini 3 Cirinya Menurut Psikolog
Psikolog, M.si,  Vera Itabiliana Hadiwidjojo (bicara) pada launching varian rasa baru Japota yang menyasar anak milenial. (Kamis (11/07/2019). (Suara.com/Silfa Humairah)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Siapa Kaum Milenial dan Apa Pemicu Stresnya? Ini 3 Cirinya Menurut Psikolog.

Menjadi anak yang lahir di zaman modern membuat kaum yang disebut milenial ini sangat berbeda dengan generasi sebelumnya yakni baby boomers.

Kaum milenial ini lahir pada mulai maraknya digital di tahun 1985 hingga 1999, masa-masa modernisasi berkembang sedangkan kaum baby boomer adalah mereka yang lahir pada masa-masa dimana berbagai perang telah berakhir alias masa dimana penataan perekonomian dan peningkatan penduduk. Sehingga pemicu stresnya pun berbeda, yakni kaum milenial lebih rentan dibanding kaum baby boomers.

Apa yang menyebabkan kaum milenial gampang stres? Mereka yang pada umumnya kini berusia 20 an hingga 30 an tahun mengalami masa rentan overthinking mengenai dunia, adaptasi dunia kampus, kerja, pergaulan, ekonomi dan lain-lain.

Baca Juga: 40 Hari Wafat Ani Yudhoyono, Keluarga AHY Unggah Tagar #40dayswithoutyou

Berikut ciri anak milenial dan jenis pemicu stresnya disampaikan Psikolog, M.si,  Vera Itabiliana Hadiwidjojo pada launching varian rasa baru Japota yang menyasar anak milenial, Kamis (11/07/2019):

1. Terbuka pada hal baru

Kaum milenial sangat terbuka menerima budaya, pemikiran, gaya hidup hingga mudah menyerap kebiasaan tersebut dan menjadi kaum yang modern.

Sehingga memiliki rasa ingin tahu yang lebih, namun keterbukaan terhadap hal baru ini juga yang sering kali menjadi pemicu mereka banyak berfikir mau mencoba yang mana.

2. Percaya diri

Baca Juga: Survei: Traveloka Jadi Aplikasi Pemesanan Tiket Paling Disukai Milenial

Kaum milenial sangat percaya diri karena memiliki orang tua kaum baby boomers yang lahir di tahun 1960 an dimana kehidupan serba susah sehingga ketika mereka punya anak yakni kaum milenial, mereka memberikan dan mengupayakan segala sesuatunya untuk anak. Seperti pendidikan, hiburan dan makanan. Sehingga anak milenial rata-rata percaya diri namun tidak kuat secara emosi alias labil.

3. Terus mau belajar

Tidak dipungkiri menjadi kaum yang terbuka dan percaya diri, membuat kaum milenial sangat suka belajar dan mencoba hal baru.

Ya kadang hal itu pula yang sering membuat mereka stres karena menyesali keputusan gegabah namun mereka biasanya cepat pula bangkit dan belajar.

Kaum milinial memang harusnya tidak perlu takut akan penyesalan sebelum melakukan atau mengambil keputusan karena tidak ada yang bisa memastikan sesuatu, ya penyesalan adalah part of journey.

Apa yang harus diperhatikan: tidak ada jaminan kita tidak akan menyesal karena tiap orang berbeda, namun penyesalan membuat mereka move on dan belajar. 

Penting untuk milenial melakukan survei, cari tahu dulu sebelum ambil keputusan atau coba-coba dan memiliki banyak refrensi. Ya untuk meminimalisir penyesalan atau stres juga. 

Jadi tiap generasi punya pemicu stres dan cara mengatasinya sendiri. Bagaimana menurut kamu nih yang merasa anak kaum milenial?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI