Suara.com - Ariana Grande melakukan sesuatu yang jarang dia lakukan dalam sebuah wawancara selama setahun terakhir. Baru-baru ini, ia membuka diri tentang bagaimana dia memproses rasa sakit hatinya dan kehilangan Mac Miller.
Seperti dilansir dari ELLE, Mac Miller merupakan mantan pacar Ariana yang meninggal setelah overdosis pada September 2018. Ia menyebut kesedihannya atas kematian Miller sebagai sesuatu yang sangat menguras tenaga.
Keduanya mengakhiri hubungan mereka selama dua setengah tahun tak lama setelah Coachella 2018. Kepada Vogue, Ariana membuka tentang bagaimana berita utama Coachella pada bulan April adalah pengingat pahit tentang waktu yang ia miliki dengan Mac sebelum kematiannya yang tragis.
Pelantun "Dangerous Woman" itu lalu membuka tentang pernyataan viral yang dia buat di Twitter pada akhir Mei 2018. Itu terkaiat hubungan mereka yang dianggap toxic dan masalah penyalahgunaan obat-obatan.
Baca Juga: H&M Rilis koleksi Kolaborasi Bersama Ariana Grande
Saat membahas momen itu, Ariana Grande mengatakan, orang-orang yang mengikuti kehidupannya jarang mengetahui kisah nyata.
"Orang-orang tidak melihat hal-hal nyata yang terjadi. Mereka tidak melihat tahun-tahun ku berjuang dan berusaha. Mereka tidak tahu berapa kali saya memperingatkannya," ujarnya.
Kecanduan Mac akan obat-obatan sering kali sangat buruk sehingga Ariana Grande mengatakan dia harus mengawasi keberadaannya saat dia sedang dalam tur Dangerous Woman dulu.
Meski telah mengalami momen-momen sulit, Ariana Grande kini tetap menganggap Mac Miller adalah salah satu orang terbaik yang pernah ada di hdupnya. "Dia adalah orang terbaik yang pernah ada," ujarnya.
Baca Juga: Ariana Grande Pamer Rambut Digerai, Penggemar Langsung Heboh