Suara.com - Lipstik merupakan makeup penting bagi wanita. Selain mempercantik wajah kita, ternyata ada beberapa fakta menarik tentang lipstik yang mungkin belum banyak diketahui.
Sejak zaman Mesir Kuno, lipstik ternyata sudah digunakan. Kala itu, lipstik dikenal sebagai pewarna bibir. Namun, pewarna bibir ini bukan digunakan sebagai riasan wajah.
Dilansir dari laman Bustle, pewarna bibir saat itu digunakan untuk menandakan status sosial dan kedudukan. Bukan hanya perempuan saja yang mengenakan pewarna bibir, melainkan juga pria.
Industri lipstik kemudian terus berkembang sejak pertama kali diciptakan secara komersial dalam sebuah tube silinder oleh Maurice Levy tahun 1915.
Baca Juga: Isyana Sarasvati Suka Teknik Ombre saat Pakai Lipstik, Ada Maknanya Lho
Semenjak itu, lipstik terus berkembang dari masa ke masa hingga era modern. Lipstik yang dahulu identik dengan warna merah, kini sudah memiliki beragam warna.
Kembali lagi di era Mesir Kuno. Cleopatra dan semua pembantunya mengenakan pewarna bibir. Sekali lagi, itu untuk menandakan status sosial dan kedudukan.
Nah, pewarna bibir pada era Mesir Kuno hingga kejayaan Ratu Elizabeth I ternyata terbuat dari timah putih. Sayangnya, timah putih diketahui dapat membahayakan kesehatan. Zat ini dipercaya bisa membunuh pemakaiannya secara perlahan jika digunakan secara rutin.
Hal berbeda terjadi pada masa Yunani Kuno. Perempuan yang mengenakan lipstik merah justru merupakan para pekerja seks komersial. Pada masa tersebut, gereja mengeluarkan aturan bahwa para pekerja seks atau wanita penghibur akan dihukum jika tidak mengenakan pewarna bibir di area publik.
Setelah Ratu Elizabeth I kembali memopulerkan bibir merah di tengah peraturan dan larangan pewarna bibir oleh pihak gereja di Eropa, sejarah lipstik pun terus berkembang.
Baca Juga: Waduh, Kylie Jenner Terseret Skandal Lipstik Jaclyn Hill
Hingga pada tahun 1912, lipstik yang memiliki stigma buruk berubah menjadi simbol emansipasi wanita yang digalakkan oleh Elizabeth Cady Stanton dan banyak feminis lainnya. Mereka melakukan aksi protes dan menuntut haknya di New York.