Suara.com - Salah satu kuliner otentik yang memancing rasa penasaran di gelaran hari kedua Prambanan Jazz 2019, yakni Kopi Medan Haji Rawi.
Gerai dengan tagline 'kopi khas sejak 1922' ini seketika menarik perhatian tim Suara.com ketika menyambangi event akbar tahunan tersebut.
Siapa sangka, brand yang baru dirintis sejak tahun 2017 ini merupakan usaha keluarga turun-temurun yang dimulai sejak tahun 1922, jauh di Medan, Sumatera Utara.
Suara.com mencatat 4 fakta menarik dari Kopi Medan Haji Rawi di sini. Apa saja?
Baca Juga: Tampil Format Mini Orkestra, Yanni Siap Sihir Prambanan Jazz 2019
Tak mudah peroleh restu keluarga
Berawal dari warung kopi kecil, Donny Singgih Dwiharto yang akrab disapa Donny, salah seorang pengelola Kopi Haji Rawi berinisiatif mengembangkan usaha keluarganya di Yogyakarta.
Sejak inisiatif itu terbesit sedari tahun 2009, Donny baru memperoleh restu sang keluarga besar pada tahun 2017 untuk memboyong resep turun temurun di bawah bendera Kopi Medan Haji Rawi.
''Dari 2009 aku berniat buka warung kopi dengan resep Haji Rawi, tapi baru tahun 2017, aku diizinkan bikin kedai dengan resep keluarga,'' ujar Donny pada Suara.com saat ditemui di stand nya di Prambanan Jazz 2019.
Melanglang buana
Baca Juga: Kian Hikmat, 6 Tips Seru Nonton Prambanan Jazz 2019
Sebelum Donny mengembangkan Kopi Medan Haji Rawi, bubuk kopi turun temurun ini sudah diekspor ke berbagai negara di Eropa. Salah satunya Belanda.
''Kopi Sidikalang dari kebun keluarga itu sudah diminati banyak negara di Eropa. Salah satu yang jadi langganan Belanda,'' tutur Donny.
Menu andalan
Selain kopi saring Haji Rawi yang jadi menu andalan gerai asuhan Donny, beberapa menu lain macam kopi susu tarik, teh tarik, dan kopi bandrek merupakan deret menu wajib yang harus dicicipi tatkala menyambangi gerai Kopi Medan Haji Rawi.
''Tapi yang jadi daya tarik utama Haji Rawi dan membedakannya dengan kopi hari ini tentu kopi tarik nya,'' pungkas Donny.
Dibuat dengan pengolahan khusus
Satu hal yang membuat kopi Haji Rawi begitu istimewa yakni teknik pengolahan dengan mencampurkan (blend) kopi Arabica dan Robustanya nan khas.
''Yang membedakan Haji Rawi dengan kopi pada umumnya yakni teknik blend antara Robusta dan Arabica nya, itu resep rahasia keluarga,'' ujar Donny.
Selain itu, semua bahan menu andalan di Kopi Medan Haji Rawi juga didatangkan langsung dari Sidikalang, Sumatera Utara.
Tak terkecuali teh Kayu Aro yang didatangkan dari Kerinci dan bumbu merah yang terbuat dari udang kecepe nya nan lezat dan dihadirkan langsung dari Medan.
Butuh 1 ton kopi dalam sebulan
Tak sembarangan, dalam sebulan Donny pun hanya diberi jatah kopi sebanyak 1 ton saja dari keluarganya di Sumatera Utara.
Sementara dalam sehari, gerai miliknya dapat menghabiskan sekitar 2 hingga 3 kilo bubuk kopi.
Nah, untuk kamu yang penasaran dengan cita rasa Kopi Medan Haji Rawi, sambangilah gerainya yang bertempat di Sanggrahan, Purwomantani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta.