Suara.com - Rumpun bambu menjulang tinggi, angin berdesiran dan bertiup di sela-selanya, cahaya matahari mengintip dari kejauhan, dan bisik bambu menyalakan secerca kedamaian di Hutan Bambu Arashiyama.
Hutan bambu yang berada di distrik Arashiyama, Kyoto ini merupakan salah satu destinasi wisata paling menakjubkan di Jepang.
Berada tak terlalu jauh dari jantung kota Kyoto nan sibuk, Hutan Bambu Arashiyama menjelma tempat pelarian terbaik bagi para penghuni kota nan merindukan suasana sunyi dan damai.
Untuk menjangkaunya, kita dapat menggunakan berbagai alat transportasi: dari bus, kereta api hingga taksi. Namun sangat disarankan untuk menggunakan kereta dari titik keberangkatan Stasiun Pusat Tokyo. Sebab selain lebih cepat, kereta juga dapat menghemat biaya perjalanan dan selalu tersedia sepanjang hari.
Baca Juga: Mengejar Geisha Demi Foto, Aksi Turis Asing Buat Warga Kyoto Kesal
Di Kyoto, selain Kuil Fushimi Inari dan Kuil Kinkaku-Ji, Hutan Bambu Arashiyama boleh dibilang merupakan salah satu destinasi wisata yang paling banyak diabadikan keindahannya.
Tak jauh dari hutan bambu ini, kita akan menemukan spot wisata wajib kunjung lainnya di Kyoto. Apa saja?
Berikut deretan destinasi wisata populer di Kyoto versi Suara.com.
Kuil Tenryuji
Didirikan tahun 1339 pada periode awal pemerintahan Muromachi, Kuil Tenryuji disebut sebagai kuil terbesar di kawasan Arashiyama, Kyoto, Jepang.
Baca Juga: Banyak Turis Kurang Sopan, Kyoto Peringatkan Hal Ini
Konon kuil yang dinobatkan sebagai salah satu dari sekian banyak Situs Warisan Dunia UNESCO di Kyoto ini dibangun oleh seorang shogun (pemimpin) yang saat itu berkuasa, Ashikaga Takauji guna menenangkan arwah Kaisar Go-Daigo yang ia gulingkan.
Sepanjang sejarahnya, kuil kaum zen ini sempat berulang kali mengalami kebakaran dan menjadi korban perang kekuasaan di Jepang selama berabad-abad.
Sebagian besar ruangan di Kuil Tenryuji, seperti Aula utama (Hojo), ruang gambar (Shoin) dan dapur (Kuri) akhirnya dipugar kembali pada Periode Meiji (1868-1912).
Sementara itu, berbeda dengan bagian kuil lainnya, bagian taman di Tenryuji masih dipertahankan bentuk aslinya selama berabad-abad.
Taman Kuil Tenryuji nan menawan dibangun seorang perancang taman legendaris Jepang, Muso Soseki yang kemudian didapuk pula sebagai imam pertama di Kuil Tenryuji.
Untuk menyambangi kuil yang beroperasi nyaris setiap hari pukul 08:30 hingga 17:30 waktu setempat ini, kita hanya perlu merogoh kocek sebesar 500 yen atau setara Rp 66 ribu dan dikenakan biaya tambahan sebesar 300 yen atau setara Rp 39 ribu jika ingin menikmati keindahan interior dalam Kuil Tenryuji.
Pasar Nishiki
Tak jauh dari jalur kereta bawah tanah Karasuma di Stasiun Shijo, Jepang, kerumunan orang mengerumuni pasar yang sesak dengan aktivitas jual beli.
Pasar Nishiki, pusat perbelanjaan sempit sepanjang lima blok itu dipenuhi lebih dari seratus toko dan restoran.
Dikenal juga sebagai 'Kyoto's Kitchen', pasar makanan tradisional terbesar di Kyoto ini merupakan spesialis segala macam olahan makanan hingga penjaja peralatan masak.
Para wisatawan akan dengan mudah menemukan berbagai bahan makanan macam tsukemono (acar Jepang), tahu segar, kyo-yasai (sayuran Kyoto), wagashi (permen Jepang), teh, ikan segar dan kerang di sini.
Kamu juga akan menemukan restoran yang menjual sate yakitori dan sashimi serta beragam makanan khas Jepang lainnya.
Pasar yang telah berdiri selama berabad-abad ini dioperasikan nyaris seluruh penghuni kios dari keluarga yang sama secara turun menurun.
Bermula dari pasar ikan tahun 1310, Pasar Nishiki terus berkembang, tegak berdiri di antara derasnya modernitas hingga menjadi pasar tradisional beragam makanan yang kita kenal hari ini.
Jika ingin menyambangi Pasar Nishiki, kamu bisa mendatangi pasar ini setiap harinya pukul 09.00 hingga 18.00 waktu setempat.
Jembatan Togetsukyo
Jembatan Togetsukyo merupakan landmark distrik Arashiyama, di Kyoto yang paling ikonik.
Dibangun selama Periode Heian (794-1185) jembatan ini dipugar kembali pada tahun 1930-an.
Dari Jembatan Togetsukyo kita dapat menikmati gunung dan hamparan hutan sebagai latarnya.
Taman tepi sungai dengan puluhan pohon ceri juga bertumbuhan dekat jembatan ini.