Sepanjang sejarahnya, kuil kaum zen ini sempat berulang kali mengalami kebakaran dan menjadi korban perang kekuasaan di Jepang selama berabad-abad.
Sebagian besar ruangan di Kuil Tenryuji, seperti Aula utama (Hojo), ruang gambar (Shoin) dan dapur (Kuri) akhirnya dipugar kembali pada Periode Meiji (1868-1912).
Sementara itu, berbeda dengan bagian kuil lainnya, bagian taman di Tenryuji masih dipertahankan bentuk aslinya selama berabad-abad.
Taman Kuil Tenryuji nan menawan dibangun seorang perancang taman legendaris Jepang, Muso Soseki yang kemudian didapuk pula sebagai imam pertama di Kuil Tenryuji.
Baca Juga: Mengejar Geisha Demi Foto, Aksi Turis Asing Buat Warga Kyoto Kesal
Untuk menyambangi kuil yang beroperasi nyaris setiap hari pukul 08:30 hingga 17:30 waktu setempat ini, kita hanya perlu merogoh kocek sebesar 500 yen atau setara Rp 66 ribu dan dikenakan biaya tambahan sebesar 300 yen atau setara Rp 39 ribu jika ingin menikmati keindahan interior dalam Kuil Tenryuji.
Pasar Nishiki
Tak jauh dari jalur kereta bawah tanah Karasuma di Stasiun Shijo, Jepang, kerumunan orang mengerumuni pasar yang sesak dengan aktivitas jual beli.
Pasar Nishiki, pusat perbelanjaan sempit sepanjang lima blok itu dipenuhi lebih dari seratus toko dan restoran.
Dikenal juga sebagai 'Kyoto's Kitchen', pasar makanan tradisional terbesar di Kyoto ini merupakan spesialis segala macam olahan makanan hingga penjaja peralatan masak.
Baca Juga: Banyak Turis Kurang Sopan, Kyoto Peringatkan Hal Ini
Para wisatawan akan dengan mudah menemukan berbagai bahan makanan macam tsukemono (acar Jepang), tahu segar, kyo-yasai (sayuran Kyoto), wagashi (permen Jepang), teh, ikan segar dan kerang di sini.