Musik Teater Kelas Dunia Persembahkan Sastra Klasik Sulawesi Selatan

Kamis, 04 Juli 2019 | 09:37 WIB
Musik Teater Kelas Dunia Persembahkan Sastra Klasik Sulawesi Selatan
Musik dan teater I La Galigo. (Dok. Djarum Bakti Budaya Foundation)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Yayasan Bali Purnati bekerjasama dengan Ciputra Artpreneur mempersembahkan pertunjukan teater kelas dunia I La Galigo dari Sulawesi Selatan.

Pertunjukkan sendiri diselenggarakan pada 3, 5, 6, dan 7 Juli 2019 di Ciputra Artpreneur Theater dengan naskah yang diadaptasi dari sastra klasik bertajuk Sureq Galigo.

Sureq Galigo merupakan wiracarita mitos suku Bugis (circa abad 13 dan 15) yang terabadikan lewat tradisi lisan dan naskah-naskah, hingga kemudian dituliskan dalam bentuk syair menggunakan bahasa Bugis dan huruf Bugis kuno.

Dalam adaptasi naskah panggung ini, Sureq Galigo menjadi dasar dari sebuah kisah yang menggambarkan petualangan perjalanan, peperangan, kisah cinta terlarang, pernikahan yang rumit, dan pengkhianatan.

Baca Juga: Karya Lintas Media Seniman, Kini Bisa Dilihat Lewat Portal Teater

Musik dan teater I La Galigo. (Dok. Djarum Bakti Budaya Foundation)
Musik dan teater I La Galigo. (Dok. Djarum Bakti Budaya Foundation)

Musik dan teater I La Galigo bercerita melalui tarian, gerak tubuh, soundscape, dan penataan musik gubahan maestro musik Rahayu Supanggah di bawah penyutradaraan salah satu sutradara teater kontemporer terbaik dunia saat ini, Robert Wilson. Pertunjukan yang berdurasi sekitar dua jam tersebut dijamin dapat memukau dengan tata cahaya dan tata panggung yang spektakuler.

Untuk menciptakan ekspresi yang lebih dramatis, sebanyak 70 instrumen musik, mulai dari instrumen tradisional Sulawesi, Jawa, dan Bali dimainkan 12 musisi untuk mengiringi pertunjukan ini.

"Mulai dari tahun 2001 kami mempelajari naskah tua yang dianggap sakral dalam budaya Bugis tersebut, sekaligus mendalami budaya Sulawesi Selatan. Setelah tiga tahun, akhirnya pada tahun 2004 kami melakukan pementasan pertama I La Galigo di Esplanade, Singapura. Setelah melanglang buana ke 9 negara dan 18 tahun telah berlalu, I La Galigo kembali hadir di Jakarta untuk naik pentas di Ciputra Artpreneur. Kami berharap pertunjukan yang telah kami rangkai secara modern ini dapat memperkenalkan naskah kuno asli Indonesia kepada generasi muda, sekaligus mengusik keingintahuan masyarakat untuk lebih mendalami seni budaya Indonesia sehingga tidak punah," ujar Restu I. Kusumaningrum, Ketua Yayasan Bali Purnati dan Direktur Artistik I La Galigo.

Selain tampil di Esplanade Theatres on the Bay Singapura pada 2004, lakon ini juga pernah tampil di kota-kota besar dunia lain seperti Lincoln Center Festival di New York, Het Muziektheater di Amsterdam, Fòrum Universal de les Cultures di Barcelona, Les Nuits de Fourvière di Prancis, Ravenna Festival di Italy, Metropolitan Hall for Taipei Arts Festival di Taipei, Melbourne International Arts Festival di Melbourne, Teatro Arcimboldi di Milan, sampai kemudian kembali ke Makassar untuk dipentaskan di Benteng Rotterdam.

I La Galigo juga terpilih sebagai pementasan khusus berkelas dunia pada saat Annual Meetings IMF-World Bank Group 2018 di Bali, bahkan pernah dicover oleh sekelas The New York Times.

Baca Juga: Kombinasi Wayang dan Teater dalam Pertunjukan Si Kancil Tobat

Tiket pertunjukan dapat dibeli dengan harga mulai dari Rp 475.000 hingga Rp 1.850.000, atau dapat menghubungi langsung Ciputra Artpreneur melalui Whatsapp di 0819 0538 5251.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI