Suara.com - Traveling keliling dunia dan tinggal dalam rumah bergaya minimalis merupakan impian banyak generasi milenial saat ini.
Demi mewujudkan mimpi tersebut, belum lama ini pasangan traveler asal Amerika Serikat pun memutuskan untuk melakukan sesuatu yang tergolong anti-mainstream.
Ya, bukan cuma keluar dari pekerjaan dan bepergian bersama, pasangan bernama Chase Green dan Mariajos Trejo ini punya ide yang lebih unik.
Dikutip dari laman Metro, keduanya tak hanya keluar dari pekerjaan namun juga memutuskan untuk meninggalkan rumah mereka.
Baca Juga: Diajak Keliling Dunia, Manekin Berpose Unik Ini Sukses Bikin Penasaran
Sebagai gantinya, Chase dan Mariajos pun mengubah bus sekolah lama menjadi tempat tinggal yang mewah nan minimalis sekaligus van untuk traveling.
"Kami sudah lama melihat orang-orang mengubah bus sekolah dan van di Youtube," ujar Chase. "Ayahku pertama kali menunjukkan video itu karena dia tahu kami menyukai ide tinggal di tempat minimalis."
"Kami tinggal di rumah berukuran 185 m2 dan memiliki kamar yang tidak pernah dipakai, itu terasa sia-sia."
Tidak main-main, keduanya pun menghabiskan uang sebesar USD 3.500 atau sekitar 49,5 juta rupiah untuk mengubah bus sekolah menjadi tempat tinggal.
Proses mengubah bus menjadi tempat tinggal itu juga memakan waktu sekitar 4 bulan lamanya.
Baca Juga: Mengidap Kanker, Perempuan Ini Pilih Habiskan Waktu Keliling Dunia
Kini, keduanya pun tinggal di dalam bus sekolah yang sudah dilengkapi tempat tidur king size, kamar mandi, tangki air, panel cahaya matahari, kulkas, dan bahkan dapur.
Chase dan Mariajos sendiri memilih untuk melakukan pekerjaan secara freelance sejak mulai traveling dengan bus sekolah.
Keduanya pun juga membagikan petualangan mereka bersama kedua anjing mereka lewat Instagram @tioaventurabus.
Walau terlihat menyenangkan, namun keduanya juga mengaku jika gaya hidup tersebut tidak sepenuhnya bebas dari stres. Salah satu tantangan adalah menemukan air bersih dan tempat parkir.
"Butuh banyak perencanaan, riset, dan terkadang kami menemukan bahwa terlepas dari perencanaan, kami tidak bisa berhenti di suatu tempat karena aturan yang berlaku."
"Di atas semuanya, kami tetap tidak ingin menukar gaya hidup ini dengan yang lama," tutup keduanya.