Kemudian, saat hendak dimakan nanti, nasi yang ada akan dibuang karena memiliki cita rasa terlalu asin.
Barulah di abad ke-12, metode ini dibawa dari Mekong ke China dan kemudian sampai di Jepang.
Namun, pada abad 16, orang Jepang lantas mengganti penggunaan garam dengan cuka dan mulai menyebutnya sushi atau "nasi bercuka".
Lama-kelamaan, porsi ikan yang disajikan bersama nasi dan cuka itu pun menjadi makin kecil.
Baca Juga: Ibu Hamil Tak Boleh Makan Sushi, Mitos atau Fakta?
Lalu, pada tahun 1900-an, mesin es pun ditemukan dan orang-orang tak lagi butuh metode mengawetkan ikan. Sebagai gantinya, mereka pun meletakkan ikan bersama nasi dan memakannya bersamaan.
Sejak saat itulah, sushi dikenal sebagai makanan yang terdiri dari nasi dan ikan mentah.
Tak hanya itu, seiring dengan perkembangan zaman, sushi pun menjadi makin dikenal ke seluruh penjuru dunia dan bisa ditemukan bahkan di luar Jepang.