Suara.com - Walaupun suhu di kawasan Bromo, Jawa Timur, mencapai 3 derajat Celcius, gunung ini tetap menarik perhatian pengunjung. Ratusan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara datang mengunjungi Bromo untuk menikmati sunrise atau matahari terbit.
Puluhan pengunjung dari Jerman berbaju tebal ikut berdesakan menunggu matahari terbit di puncak Bromo sejak pukul 03.00. Sunrise sendiri muncul sekitar pukul 04.00 dan perlahan semakin terang.
Suhu ketika pertunjukan sunrise sekitar 7 derajat Celcius, sehingga para pengunjung datang dengan baju tebal, topi wol, hingga sarung tangan. Berbagai perangkat untuk mengabadikan momen ini pun tersaji di sana, seperti smartphone, kamera, hingga drone.
Perlahan tapi pasti, ketika matahari mulai meninggi, keindahan Bromo mulai nampak. Selfie dan foto-foto pun semakin ramai.
Baca Juga: Gunung Bromo Erupsi, Tetap Aman Dikunjungi Lho
"Kapan lagi melihat pemandangan indah begini. Kalau di Lampung tidak ada, jadi saat ini pantang disia-siakan," ujar Hendra, salah seorang turis dari Pulau Sumatera, pekan lalu.
Ia datang bersama 2 anak, istri, dan 3 keponakannya. Hendra mengaku, ia memang sengaja datang untuk melihat keindahan Bromo, seperti yang direncanakannya sejak awal tahun ini.
Suhu Capai 3 Derajat Celsius
Selesai melihat sunrise, pengunjung semakin dimanjakan dengan udara dingin. Walau sinar matahari bersinar terang, suhu di kawasan ini mencapai 3 derajat Celcius.
"Juni - Agustus, udara di sini akan semakin dingin, bahkan bisa sampai di bawah 0. Bulan ini memang bisa disebut masa puncak dingin," ujar Pram, salah seorang sopir hardtop Jeep, yang merupakan penduduk asli di kawasan Bromo.
Pram sendiri mengaku kadang tak tahan dengan dinginnya. Ia terbiasa dan merasa nyaman dengan suhu 10 atau belasan derajat Celcius.
Baca Juga: Gunung Bromo Ditutup Total Pekan Depan saat Hari Raya Nyepi
Pram membawa pengunjung turun ke kawasan pasir Bromo, dimana pengunjung bisa menyaksikan rerumputan yang tertutup es. Jika dilihat dari jauh, rerumputan ini jadi mirip salju.