Suara.com - Studi : Sering Selfie Pakai Filter Kamera Memicu Hasrat Ingin Botox
Tak bisa dipungkiri filter kamera membuat wajah jadi lebih cantik dan ganteng dari aslinya. Maka tak heran banyak orang menggunakan filter untuk foto selfie. Namun efeknya membuat orang lebih menyukai dirinya di filter ketimbang asli.
Oleh sebab itu, baru-baru ini muncul penelitian yang menemukan bahwa anak muda memiliki hastrat tinggi untuk malakukan botox. Hal itu dipucu akibat penggunaan filter kamera, khususnya bagi mereka pengguna Snapchat, Tinder, dan Instagram. Lebih parah lagi mereka juga memiliki hasrat tinggi untuk operasi plastik.
Seperti dilansir Dailymail, Jumat (28/6/2019), ada peningkatan tajam bagi orang Amerika yang menggunakan botox dan melakukan upaya lain untuk menghilangkan lipatan atau kerutan di wajah mereka dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: Skin Botox, Solusi Instan untuk Wajah Glass Skin Seperti Artis Korea
Pada 2018, orang-orang Amerika telah mengeluarkan uang sebesar $ 2,95 miliar atau sekitar Rp 40 triliun untuk botox. Angka tersebut naik dari dari $ 1 miliar atau sekitar Rp 14 triliun pada 2012.
Diketahui dana tersebut banyak keluar dari kaum muda. Menurut sebuah laporan baru-baru ini, terjadi peningkatan 28 persen untuk orang usia 20-an yang melakukan botox antara tahun 2010 dan 2017, dan peningkatan 32 persen pada kelompok usia yang sama pada 2018.
Para peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins menunjukkan, ada alasan khawatir yang dirasakan pengguna filter ketika mereka tidak mampu memiliki wajah asli seperti yang dihasilkan filter kamera di ponsel.
Para ahli di Bedah Plastik Wajah JAMA mengaku salut terhadap apa yang ditemukan peneliti. Sebab, telah berhasil menemukan sesuatu yang tampaknya tidak berbahaya tetapi bisa membuat banyak orang mereasa tidak aman dengan diri sendiri, yaitu benih rasa takut yang mengakar.
"Dari sudut pandang penonton, melihat foto yang diidealisasikan hampir selalu menghasilkan perbandingan ke atas, yang mengarah pada peningkatan keseluruhan kecemasan dan depresi di antara pengguna media sosial," ungkap ahli bedah Universitas Georgetown Michael J. Reilly, Keon M. Parsa, dan Matthew Biel dalam tajuk rencana bersama untuk JAMA.
Baca Juga: Botox Tanpa Suntik, Hilangkan Kerut Tanpa Sakit
Mereka menambahkan, ahli bedah plastik wajah diposisikan secara unik untuk secara langsung membantu pasien meningkatkan harga diri dan merujuk untuk perawatan kesehatan mental ketika ada kekhawatiran yang melampaui pisau dan jarum.