Suara.com - Di antara ribuan potensi wisata Bali, Desa Sulangai di Kabupaten Badung menyuguhkan destinasi berbasis ekowisata yang mengajak para wisatawan mengenal lebih dekat Bali melalui pesona kawasan agraria dan alamnya.
Menyambangi desa penghasil kunyit terbesar di Pulau Dewata ini, kita harus bertolak sekitar dua jam dari Bandara Internasional Ngurah Rai.
Sesampainya di lokasi, kita akan disuguhkan sejumlah atraksi ekowisata setempat. Dari belajar bercocok tanam ragam vegetasi macam kunyit, cabe, kopi dan varian sayur lainnya bersama petani setempat, berfoto ria berlatarkan kebun bunga nan puspa warna hingga trekking area persawahan hijau nan permai.
Di area persawahan pula, para wisatawan dapat mencoba wahana gebuk bantal.
Sebuah bambu panjang disediakan di atas kolam lumpur di tepi sawah. Para pengunjung dapat menjajal keseruan atraksi ini sembari bermain lumpur ria.
Sementara itu, tak jauh, dari wahana gebuk bantal, sebuah sungai jernih mengalir. Kita pun dapat membilas diri di sungai segar ini.
Puas bermain gebuk bantal, kita pun dapat melanjutkan aktivitas seru lainnya macam menangkap ikan di kolam dan menyisir medan ekstrem demi menikmati pesona Air Terjun Gong.
Selain dikenal sebagai kawasan ekowisata, Desa Sulangai juga dikenal sebab keberadaan Pura Kancing Gumi nya nan melegenda.
Konon, pura sakral ini merupakan penjaga keselarasan Pulau Dewata.