Suara.com - Ketika mendengar istilah sniper, sosok pria bertubuh kekar mungkin akan lebih sering menghampiri pikiran kita. Namun sosok sniper yang satu ini akan bikin kita mengerutkan kening. Pasalnya, Joanna Palani memiliki wajah cantik dan jauh dari kesan pembunuh berdarah dingin.
Dilansir dari Daily Mail, Joanna Palani adalah gadis berdarah Kurdi-Denmark. Dilahirkan di tenda pengungsian PPB, Joana Palani sangat dekat dengan situasi peperangan.
Keluarga Joanna memutuskan untuk hidup damai di Denmark dan menjauh dari kebisingan perang. Sebuah keputusan yang baik tapi tak membuat darah perjuangan Joana luntur.
Ketika menempuh perkuliahan di Denmark, Joanna memutuskan untuk kembali ke medan perang dan membela saudaranya yang berada di Timur Tengah.
Baca Juga: CEK FAKTA: Heboh Ada Sniper Saat Demo di Gedung KPU, Benarkah?
Berdasarkan kemampuan yang diasah secara otodidak, Joanna Palani sangat lihai menggunakan senjata api. Wanita yang belakangan dikenal sebagai sniper ini sangat terampil menggunakan SVD Dragunov untuk melumpuhkan lawannya.
Di Suriah, Joanna Palani menghabisi lawannya dengan modal senapan runduk Dragunov, teropong thermal dan sedikit cemilan. Dia bergerilya pada malam hari dan mulai menembaki lawan-lawannya tanpa ampun.
Daily Mail menyebut Joanna sebagai Dewi Kematian karena berhasil membunuh banyak tentara ISIS.
Bahkan ISIS sempat mengadakan sayembara dengan menyiapkan 1 juta dolar bagi mereka yang bisa membawa Joanna hidup-hidup untuk kemudian dijadikan budak seks.
Tahun 2017, Joanna Palani berhasil ditangkap. Namun bukan tentara ISIS yang melumpuhkan gadis cantik ini, melainkan pemerintah Denmark. Semenjak itu, Joanna Palani mendekam di penjara di negaranya sendiri.
Baca Juga: Tanggapan Kocak Warganet Mengenai Adanya Sniper di Gedung Bawaslu
Meskipun Joanna kehilangan beberapa haknya sebagai warga negara, minimal dia bisa kembali ke negaranya dengan selamat dan terhindar dari serangan brutal tentara ISIS yang siap menyantapnya sebagai budak seks.