Juhu umbut rotan sendiri merupakan kuliner warisan leluhur Suku Dayak. Dahulu, leluhur kaum Dayak mencabut sendiri rotan di hutan tropis yang menyelimuti belantara Kalimantan dan mengolahnya jadi beraneka olahan kuliner.
Manday dari cempedak
Tanaman ini tumbuh subur di kawasan Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, hingga Papua.
Mayoritas masyarakat Indonesia mengenalnya sebagai cempedak.
Baca Juga: Berlibur ke Lombok, Menyantap 4 Kuliner Legendaris Khas Pulau Seribu Masjid
Buah yang penampakannya nyaris menyerupai nangka ini memiliki tekstur lebih lembut dan wangi dengan cita rasa yang begitu manis dan lezat.
Di beberapa daerah di Indonesia, buah ini dijuluki sebagai nangka beurit, nongko cino, cubadak hutan, dan tiwadak.
Cempedak dapat diolah menjelma bermacam olahan kuliner. Di Kalimantan Selatan misalnya, cempedak diolah menjadi makanan gurih nan menggugah, manday. Lauk yang pas disantap bersama nasi hangat.
Manday, kuliner khas Kalimantan Selatan ini menggunakan kulit cempedak yang diawetkan sebagai bahan dasar pembuatannya.
Untuk membuat manday, kulit cempedak harus diawetkan terlebih dahulu menggunakan air yang dicampur garam, lantas ditutup rapat dalam waktu yang cukup lama.
Baca Juga: Wirosani, Tempat Kulineran Khas Desa di Tengah Sawah Yogyakarta
Konon semakin lama diawetkan, rasa manday kian istimewa. Setelah selesai diawetkan, manday dapat dimasak dengan bermacam cara, digoreng, digulai bahkan dibakar.