Tapi di lain sisi, Hanif memastikan perkembangan teknologi akan menciptakan kesempatan kerja yang baru.
Di lain kesempatan, jika diadu pernyataan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri soal tren belanja yang kian beralih kepada belanja online, hal ini juga sejalan dengan prediksi McKinsey, yang menyatakan penetrasi belanja online masyarakat Indonesia akan meningkat menjadi 83% dari total pengguna internet, atau meningkat sekitar 9% dibanding penetrasi belanja online di 2017-2018.
Survei yang diberitakan ShopBack, platform gaya hidup yang mengkurasi ecommerce serta mendorong masyarakat untuk dapat belanja online dengan cara hemat dan cermat, melihat industri e-commerce di Indonesia pada 2019 semakin terarah berkembang.
“Tahun 2019 industri perdagangan digital di Indonesia akan lebih berwarna dibanding tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini pelaku ecommerce semakin gencar menghadirkan inovasi untuk menggaet konsumen baru dan mempertahankan konsumen lama,” ungkap Indra Yonathan, Country Head of ShopBack Indonesia kepada Suara.com beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Jangan Bingung, Ini Tips Cari Tahu Kualitas Hijab saat Belanja Online
Transaksi melalui perangkat mobile meningkat
Indonesia merupakan negara mobile-first dimana lebih dari 94% masyarakat yang terkoneksi dan mengakses internet melalui perangkat smartphone (data Google & Temasek). Rata-rata masyarakat menghabiskan 4 jam untuk mengakses internet melalui perangkat mobile. Bahkan, 68% dari masyarakat yang terkoneksi tersebut merupakan online shopper, yang menggunakan perangkat mobile/smartphone untuk mencari produk yang diinginkan.
Sementara itu, berdasarkan data transaksi ShopBack menunjukkan aplikasi mobile menyumbang 75% volume pemesanan secara online. Hal ini membuktikan masyarakat semakin tergantung dengan perangkat mobilenya tidak hanya dalam bersosial media tetapi juga melakukan transaksi online.
Social media commerce masih ada namun cenderung menurun
Berdasarkan laporan We Are Social 2018, hampir setengah dari total populasi di Indonesia atau sekitar 130 juta merupakan pengguna aktif media sosial. Tak ayal, media sosial pun turut menjadi lapak para pelaku UMKM mempromosikan serta menjajakan jualannya kepada pengguna. Social media commerce ini masih akan tetap bermunculan, namun dalam porsi yang lebih sedikit. Perlahan pelaku UMKM yang berjualan di platform media sosial mulai merambah dan masuk ke dalam platform e-commerce.