Suara.com - Layaknya kota-kota besar dunia lainnya, Jakarta tak pernah tidur. Beberapa sudut di kota ini selalu hidup selama 24 jam. Dan bagi sebagian orang, mengunjungi ibu kota tidak akan sempurna jika tidak menikmati Jakarta pada malam hari. Keindahan kota pusat pemerintahan dan pusat perekonomian Indonesia ini menjadi daya tarik bagi mereka yang datang dari luar daerah.
Ada beberapa lokasi di Jakarta yang tak pernah mati selama 24 jam. Menyambangi wisata malam di Jakarta ini, para pendatang ini mungkin hanya ingin sekadar mengambil gambar kenang-kenangan untuk diunggah di media sosial. Dan bagi sebagian yang lain, kuliner malam khas Jakarta juga menjadi daya tarik yang sulit dielakkan.
Seperti dilansir dari Antara, inilah 4 titik di Jakarta yang menawarkan wisata malam kepada para wisatawan dan warga setempat.
Bundaran HI
Bundaran HI atau Bundaran Hotel Indonesia di Jakarta Pusat adalah satu di antara banyak objek wisata malam ibu kota yang wajib dikunjungi oleh siapa pun yang tengah melancong ke Jakarta. Pancaran lampu warna-warni di malam hari, seakan 'memaksa' pengunjung menghabiskan waktu sampai dinihari hanya demi menghilangkan penat sehabis beraktivitas sepanjang siang.
Baca Juga: Dikritik Lokasi Wisata Jakarta, Ahok Suruh Agus Lihat Monas
“Saya dan kawan-kawan wajib datang ke Bundaran HI walau hanya minum kopi atau foto bersama,” kata Ramadhan, pengunjung asal Makassar, Sulawesi Selatan.
Berstatus pekerja swasta, Ramadhan mengunjungi Jakarta selama satu hingga dua hari untuk menyelesaikan urusan kantor yang tuntas di sore hari. Malamnya, Ramadhan dan kawan-kawan menikmati Jakarta saat tidak lagi disinari mentari. “Biasanya kami sudah tentukan tempatnya. Kalau sudah selesai di Bundaran HI, kemudian ke Jalan Sabang untuk makan, dan berakhir di Monas,” kata Ramadhan.
Bagi Ramadhan, Bundaran HI adalah lokasi strategis yang terjangkau dari mana-mana, baik dari arah Jalan MH Thamrin, Jalan Sudirman, Jalan Sutan Syahrir, atau Jalan Kebon Kacang Raya.
Monas
Tugu Monumen Nasional (Monas) di Jakarta Pusat adalah ikon yang sangat identik dengan Jakarta. Tugu yang dibangun pada 1961 itu senantiasa ramai dikunjungi, baik oleh warga Jakarta sendiri maupun warga luar Jakarta.
Tugu setinggi 132 meter itu bertungkup emas seberat 50 kilogram di puncaknya. Saat dibangun, bobot emas di puncak Monas adalah 32 kilogram. Kemudian, bertambah 18 kilogram saat perayaan ulang tahun emas Repulik Indonesia pada 1995 silam.
Baca Juga: Ahok Target Bus Tingkat Wisata Jakarta Tambah 40 Unit
Dewi, pegawai negeri sipil (PNS) asal Aceh, mengaku setia mengunjungi Monas saat sedang kunjungan kerja di Jakarta. “Kalau siang hari tidak sempat, saya biasanya datang malam hari bersama teman-teman,” kata Dewi.
Bagi dia, mengunjungi Monas tidak sekadar menikmati suasana malam dan berbelanja oleh-oleh untuk keluarga, karena dia selalu teringat pada nilai sejarah yang terkandung dalam bangunan ikonik ini. Menurutnya, "Sejarah mencatat, jika penyumbang emas di puncak Monas adalah masyarakat Aceh dan itu harus diingat."
Dewi dan teman-teman juga menyempatkan untuk menikmati kuliner Jalan Sabang atau menikmati wisata sejarah di Kota Tua.
Kota Tua
Ikon kota Jakarta yang wajib kunjung di malam hari lainnya adalah Kota Tua di Jakarta Utara. Keramaian Kota Tua pada malam hari tidak kalah dari siang hari. Tidak ada batasan usia mereka yang datang ke sini, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia. Semua dapat menikmati suasana malam di kompleks bangunan peninggalan Belanda itu.
“Beberapa kali saya datang ke sini saat siang hari dan baru saat ini datang malam hari, ternyata ramai juga,” kata Hasrul, PNS asal Sulawesi Tengah.
Hasrul yang berada di Jakarta demi urusan kedinasan itu sudah mengunjungi sebagian destinasi wisata di Jakarta. “Biasanya kalau malam hari datang ke Monas atau ke Bundaran HI,” kata dia.
Masuk kawasan Kota Tua tidak dipungut biaya, dia bisa menikmati hiburan dan kuliner di sana ketika perut terasa lapar setelah jalan-jalan. “Lumayan seru, bisa juga swafoto untuk diunggah di media sosial,” ujarnya.
Kuliner Jalan Sabang
Menikmati suasana malam di Jakarta bisa diakhiri dengan menikmati aneka kuliner di Jalan Sabang, Jakarta Pusat, yang berdekatan dengan Monas.
Berbagai macam kuliner dapat dinikmati di sini, mulai nasi goreng, soto ayam, sate, hingga kuliner serba hasil laut. “Tidak lengkap rasanya di Jakarta, kalau tidak singgah makan di Jalan Sabang,” kata Nurul, mahasiswi asal Kalimantan.
Nurul mengaku, dia bersama kawan-kawannya baru usai mengunjungi beberapa ikon wisata di Jakarta, salah satunya Tugu Monas. Walaupun hanya tiga hari di Jakarta untuk urusan kegiatan organisasi, Nurul tidak mau melewatkan waktu untuk mengambil foto guna diunggah di media sosialnya.