Suara.com - Keseimbangan antara hidup dan bekerja jadi concern banyak orang akhir-akhir ini. Jika kamu masih suka lembur, penelitian terbaru berikut mungkin akan mengubah pandanganmu.
Melansir dari Metro, karyawan kerap dihargai dan diukur dedikasinya pada berapa banyak waktu yang mereka habiskan di tempat kerja. Padahal menurut sebuah laporan oleh Vitality menunjukkan bahwa tinggal lembur atau bekerja dengan jam tambahan memiliki efek sebaliknya. Kerja lembur menyebabkan hilangnya 27 hari waktu produktif per karyawan setiap tahun.
"Tindakan sederhana menciptakan budaya di mana karyawan dapat meninggalkan pekerjaan tepat waktu, dapat memiliki dampak besar dan sering diabaikan," Amrit Sandhar, pendiri dari The Engagement Coach.
Ia menjelaskan bahwa jika seseorang selalu lembur di tempat kerja, ada banyak masalah yang bisa timbul, termasuk merasa terlalu banyak bekerja, stres dan terus-menerus lelah.
Baca Juga: Anak-Anak dari Ibu Bekerja Tumbuh Menjadi Orang Dewasa Bahagia ?
Namun, ini juga dapat berkembang menjadi masalah kesehatan mental jangka panjang, seperti kelelahan (Burn-out), yang baru-baru ini diakui sebagai penyakit oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) .
"Burn-out adalah sindrom yang dikonseptualisasikan sebagai hasil dari stres kronis di tempat kerja yang belum berhasil dikelola," menurut WHO.
Bekerja terus-menerus juga dapat memengaruhi hubungan pribadi dan menghambat kreativitas. "Otak membutuhkan waktu untuk mematikan dan mengisi ulang, kita tidak bisa selalu aktif secara mental setiap saat," ungkap Felicity Dwyer, anggota Life Coach Directory.
Jadi bagaimana? Sudah siap pulang kerja tepat waktu mulai sekarang?
Baca Juga: Usai Cuti, Menaker Ajak Pegawai Kemnaker Kembali Bekerja Layani Masyarakat