Suara.com - Rayakan HUT Jakarta, Ini 6 Jajanan Khas Betawi yang Makin Langka
Jakarta tepat berusia 492 tahun pada 22 Juni 2019. Semakin tua usia Ibukota yang kental dengan budaya Betawi ini. Maka tak heran jika jajan atau camilan khas Betawi kian langka di era modern.
Dalam rangka memeringati Hari Ulang Tahun (HUT) Jakarta, yuk kenang lagi jajanan khas di Betawi.
Leker
Baca Juga: Berburu Promo Kuliner HUT Jakarta dengan Modal KTP
Kue leker bertekstur kering dan renyah. Di beberapa wilayah Jakarta masih ada penjual leker gerobak yang harganya hanya Rp5 ribu. Konon katanya ini makanan warisan Belanda, yang bernama asli crepes yang artinya enak.
Roti gambang
Beda dengan roti modern, ini rotinya orang Betawi. Teksturnya tidak terlalu keras dan lunak, lebih tepatnya garing di luar tapi empuk di dalam. Roti Betawi ini berwarna cokelat dengan taburan wijen yang rasanya manis karena dibuat dari pemanis alami, yaitu gula merah dan mayu manis.
Kue dongkal
Kue dongkal mirip kue putu. Terbuat dari sagu, tepung beras, dan gula merah. Di atasnya ditaburi parutan kelapa. Cara pembuatannya masih sangat tradisional. Yaitu diikukus pakai dandang kerucut bersama daun pandan, rasanya manis dan gurih.
Baca Juga: Rayakan HUT Jakarta, Produk Lokal di Ecommerce Ini Diskon Hingga 70 Persen
Kue cincin
Dinamakan seperti kue cincin karena bentuknya bulat seperti cincin. Kue cincin adalah salah satu camilan kesukaan orang Betawi. Terbuat dari tepung beras, gula merah, garam, dan gula. Rasa kue cincin memiliki rasa yang manis.
Kembang goyang
Ini adalah kue tradisional khas masyarakat Betawi. Biasa disajikan saat lebaran dan kumpul keluarga untuk cemilan. Nama kembang goyang berasal dari bentuknya yang menyerupai kelopak bunga atau kembang yang baru mekar.
Roti Buaya
Roti buaya selalu hadir dalam acara adat yakni bagian hantaran untuk acara seperti pernikahan. Ini adalah roti tawar berbentuk sepasang buaya yang mengandung makna kesetiaan.