Suara.com - Marah membuat suasana hati jadi buruk. Dan saat marah, seseorang tidak sekadar ngomel atau menjerit, tapi bisa saja menyalahkan diri sendiri, melakukan hal-hal yang berisiko, menangis, dan banyak tindakan lainnya. Itu sebabnya, marah punya efek samping yang cukup kompleks, salah satunya membuat gemuk.
Dilansir dari Bright Side, ini penjelasan ilmiah kenapa marah bisa membuat gemuk.
1. Semuanya berawal dari adrenalin
Saat marah, terjadi berbagai proses kimiawi di dalam tubuh. Salah satunya, tubuh melepaskan adrenalin. Fungsinya adalah untuk membuat kita siap 'bertarung'. Sering dengar, kan, istilah 'Senggol Bacok'? Nah, itu artinya kamu level adrenalin kamu sedang tinggi.
Adrenalin membuat seseorang jadi siaga sekaligus merasa cemas. Namun ketika kadarnya mulai menurun, yaitu saat marah mereda, kamu akan merasa sedikit lelah dan merasa perlu untuk mengisi kembali energi yang hilang. Apa yang dilakukan? Tentu saja makan! Dan untuk mengurangi kecemasan, kamu akan memilih makanan yang menyenangkan seperti cokelat, cake, es krim, dan sebagainya.
Baca Juga: Ketika Balita Marah, Begini Cara Menghadapinya
2. Cemas dapat menyebabkan stres
Kecemasan dapat meningkatkan stres dan menyebabkan hormon kortisol ikut meningkat. Selain berbahaya bagi jantung dan tekanan darah, hormon kortisol juga memengaruhi berat badan.
Kortisol mengubah gula darah menjadi lemak dan menghambat pencernaan. Dan hasilnya adalah penambahan berat badan dan pembentukan lemak yang dapat berbahaya bagi kesehatan kita.
3. Marah menghilangkan kendali nafsu makan
Stres dapat menyebabkan masalah tidur. Dan ketika kurang tidur, tubuh pun akan kekurangan energi. Dan kita cenderung mengisinya dengan karbohidrat, yang terkandung dalam minuman manis, permen, dan makanan tidak sehat lainnya.
Jadi, itulah perjalanan mengapa marah dapat membuat seseorang jadi gemuk. Yuk, stop marah-marah!
Baca Juga: Waspada! Lansia yang Suka Marah Bisa Alami Penyakit Kronis