Suara.com - Di tengah terpaan teknologi seperti sekarang, kegiatan mendongeng sudah semakin jarang dilakukan. Padahal dongeng merupakan cara sederhana mengenalkan pentingnya budaya membaca pada anak-anak.
Lewat dongeng pula, anak-anak bisa mengambil nilai-nilai kehidupan dari cerita yang disajikan. Nah, melihat pentingnya dongeng untuk mendukung tumbuh kembang anak zaman now, Awam Prakoso atau disapa Kak Awam mendirikan komunitas Kampung Dongeng.
Gerakan ini diresmikan pada 18 Mei 2009 di Kelurahan Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan.
Kak Awam mengatakan, terbentuknya gerakan ini bermula dari profesinya sebagai pendongeng. Ketika berkeliling Indonesia membawakan dongeng ke hadapan ribuan anak Indonesia, Kak Awam merasa tak bisa sendirian.
Baca Juga: Nyeleneh, Komunitas Ini Minum Air Kencing untuk Terapi Pengobatan
Ia pun inisiatif mengajak berbagai kalangan yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, guru, dosen, karyawan dan juga berbagai profesional lainnya bergabung di Kampung Dongeng sebagai relawan dongeng dan menyiarkan dongeng pada anak-anak Indonesia.
"Selama 10 tahun berdiri sudah lebih dari 60 cabang Kampung Dongeng tersebar di berbagai daerah, dan terkumpul kurang lebih 250 Relawan Dongeng di berbagai wilayah yang siap mendongeng untuk anak-anak Indonesia," ujar Kak Awam di sela-sela acara yang dihelat Moneygram beberapa waktu lalu.
Harapannya, kata Kak Awam, Kampung Dongeng bisa mendirikan hingga 1000 Kampung Dongeng yang tersebar tak hanya di kota tapi juga pelosok daerah.
Untuk kegiatannya, Kak Awam menjelaskan bahwa Kampung Dongeng memiliki acara rutin yakni, Pekan Dongeng Ceria yang dilakukan sebulan sekali. Dalam kegiatan ini, pendongeng akan berinteraksi dengan orangtua dan anak.
"Kita tunjukkan bahwa mendongeng tidak sulit. Sehingga para orangtua bisa menumbuhkan kegiatan dongeng ini pada anak-anak mereka di rumah," imbuhnya.
Baca Juga: Dua Komunitas Ini Dukung Malioboro Jadi Kawasan Semi Pedestrian
Kak Awam mengatakan bahwa di setiap kegiatan Kampung Dongeng, komunitasnya selalu menggalakkan istilah 'memulai kembali'. Hal ini untuk mendorong para orangtua memulai kembali kebiasaan mendongeng yang sudah usang dimakan zaman.