Suara.com - Sedih, Pengantin Perempuan Ini Disebut Pakai Gaun dari Taplak Meja
Seorang perempuan asal Norwegia, membagikan foto pengantin perempuan di media sosial, saat sedang selfie di cermin dengan gaun pilihannya. Sayangnya, hal tersebut justru menimbulkan banyak perdebatan.
Dalam komentar pada foto tersebut, seorang perempuan justru melakukan body shaming atau fat shaming karena menurutnya, pengantin perempuan bertubuh gemuk tersebut lebih mirip menggunakan taplak meja daripada gaun pengantin.
Dan dia bukan satu-satunya, ratusan perempuan lainnya meninggalkan komentar yang sama, baik untuk mempermalukan pilihan gaun pengantin perempuan di foto itu maupun karena bentuk tubuhnya.
Baca Juga: Penggemar Protes, Gaun Joy Red Velvet Dianggap Terlalu Ketat dan Berbahaya
Dilansir Metro, warganet mengatakan gaun itu terlihat seperti tirai dan terlihat seperti gaun tidur, bukan gaun pengantin. Tak sedikit yang berkomentar, bahwa seharusnya teman-teman pengantin perempuam mengatakan padanya untuk tidak mengenakan gaun itu karena terlihat jelek.
Sementara beberapa menuduhnya malu karena bertubuh gemuk, yang lain merasa bahwa kritik itu murni tentang gaun yang dikenakan dan bukan tentang ukuran pengantin perempuan.
"Mengapa begitu sulit bagi orang untuk menerima kenyataan bahwa postingan ini adalah tentang pakaian yang memalukan. Ini adalah taplak meja yang akan terlihat mengerikan pada siapa pun, dia akan terlihat benar-benar luar biasa dalam gaun pinggang kekaisaran," kata salah satunya.
"Pakaian ini akan membuat malu pada seseorang yang berukuran dua. Saya bisa ceroboh tentang ukuran tubuhnya, tapi pakaiannya jelek," tambah yang lain.
Di tengah hujatan tersebut, banyak orang yang juga membela pengantin perempuan dan mengatakan bahwa mereka yang menghujat telah melakukan apa yang disebut body shaming dengan mempertanyakan pilihannya.
Baca Juga: Berbalut Gaun Putih, Ratu Kecantikan Turki Resmi Dinikahi Mesut Ozil
"Mungkin dia merasa itu satu-satunya hal yang membuatnya nyaman. Banyak perempuan ukuran plus cenderung berkecil hati," kata salah satunya.
"Kita mungkin harus melihat, betapa sulitnya menemukan gaun pengantin yang terjangkau untuk perempuan dengan ukuran plus sebelum kita tertawa dan berpura-pura bahwa ini adalah gaun impiannya," tambah yang lain.
Terlepas dari apakah itu body shaming atau mengkritisi pakaiannya, apakah kita semua merasa pantas untuk mempermalukan perempuan lain seperti itu? Bagaimana menurut Anda?