Helm Jarang Dicuci Jadi Sarang Penyakit, Ikuti Langkah Membersihkannya

Kamis, 13 Juni 2019 | 14:00 WIB
Helm Jarang Dicuci Jadi Sarang Penyakit, Ikuti Langkah Membersihkannya
Ilustrasi pengendara sepeda motor menggunakan helm (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Helm Jarang Dicuci Jadi Sarang Penyakit, Ikuti Langkah Membersihkannya.

Helm menjadi perlengkapan penting sebelum berkendara. Berperan untuk melindungi kepala dari cedera saat berkendara, maka pemakainnya bisa setiap hari.

Namun, pemakaian yang sering untuk melindung kepala saat berkendara tidak dibarengi dengan menjaga kebersihannya untuk menjaga kesehatan.

Hal ini sering kali terlewatkan oleh para pengendara motor. Padahal, setiap hari, kulit manusia mengalami kontak langsung dengan beragam jenis mikroba dari lingkungan sekitar. Kepala Anda pun tidak luput dari paparan mikroba berupa bakteri, jamur, bahkan virus.

Baca Juga: Makin Segar, Begini Rupa Yamaha R25 Dapat Sentuhan Livery ala Helm Rossi

Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2014 menunjukkan bahwa jumlah mikroba pada helm bahkan jauh lebih tinggi dibandingkan mesin ATM atau toilet umum.

Helm juga menjadi tempat tinggal bagi beragam bakteri dan jamur. Di antaranya Salmonella, Klebsiella, E.coli, Enterobacter, Pseudomonas, dan beberapa spesies jamur Aspergillus.

Berikut adalah beberapa kondisi yang dapat timbul jika Anda jarang mencuci helm dilansir Hello Sehat:

1. Kurap

Kurap disebabkan oleh pertumbuhan jamur pada kulit badan, tangan, bahkan kepala. Pertumbuhan jamur juga dapat menyebar dari sisir, seprai, atau helm yang digunakan bersama dan jarang dibersihkan.

Baca Juga: Tidak Hanya Produksi Mobil, Volvo Kini Rancang Pengembangan Helm

Gejala utamanya adalah rasa gatal, munculnya bercak-bercak, serta rasa nyeri pada kulit kepala.

Pada kasus yang parah, kulit kepala dapat mengalami bengkak hingga mengeluarkan nanah. Dampak jangka panjangnya adalah kebotakan permanen.

2. Infeksi kulit kepala

Bakteri Staphylococcus adalah salah satu jenis mikroba yang sering menimbulkan penyakit. Bakteri ini diketahui dapat menyebabkan bisul, infeksi pada folikel rambut (folikulitis), serta impetigo.

Menggunakan helm yang jarang dicuci dapat memicu rasa gatal di kepala. Kulit kepala yang terus digaruk kemudian akan mengalami luka.

Luka tersebut bahkan dapat bertambah parah akibat infeksi dan bisa menyebabkan abses atau penumpukan nanah.

3. Dermatitis seboroik

Dermatitis seboroik merupakan iritasi pada kulit kepala yang diperparah oleh infeksi jamur Malassezia.

Pemicu utamanya sebenarnya berasal dari produksi minyak berlebih, tapi kebersihan kulit kepala yang tidak terjaga juga dapat meningkatkan risikonya.

Penyakit ini ditandai dengan adanya ketombe berwarna kekuningan. Walaupun tidak berbahaya, rasa gatal yang timbul akibat ketombe bisa sangat mengganggu kegiatan Anda sehari-hari.

Cara membersihkan helm yang tepat

Helm yang jarang dicuci dapat menimbulkan bau dan memicu rasa gatal pada kulit kepala.

Anda bisa mencegahnya dengan rutin mencuci helm setiap dua minggu sekali atau setelah menggunakannya untuk perjalanan panjang.

Berikut adalah langkah yang perlu Anda lakukan untuk membersihkan helm:

Jika terdapat kotoran pada helm, bersihkan terlebih dulu dengan air.

Isilah ember besar dengan air hangat dan sampo lembut atau pembersih khusus helm. Kemudian, rendam helm selama beberapa menit.

Gosok permukaan dalam helm dengan jari Anda. Setelah itu, bilas helm di bawah kucuran air atau dengan merendamnya dalam ember berisi air bersih.

Gunakan lap bersih untuk mengeringkan bagian luar helm, lalu jemur helm hingga kering.
Membiarkan helm Anda tergeletak dan jarang dicuci, artinya Anda juga membiarkan mikroba penyebab penyakit tumbuh subur di dalam helm.

Perhatikan kebersihan helm untuk menghindari beberapa penyakit yang dijelaskan di atas. Jadi, dengan begitu, tak hanya melindungi kepala, helm Anda juga akan terasa nyaman ketika dipakai.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI