Suara.com - 4 Penyebab Pernikahan Hancur di Tahun ke-5
Data statistik dari Blackdoctor, Rabu (12/6/2019) menunjukkan, 50 persen pernikahan pertama, 67 persen pernikahan kedua, dan 73 persen pernikahan ketiga lewat sebuah studi di Amerika Serikat kandas pada tahun kelima.
Pertanyaannya, mengapa pernikahan berakhir dengan perceraian pada tahun kelima?
Bagi Anda yang usia pernikahannya akan memasuki tahun kelima atau berada pada tahun kelima, wasdapalah terhadap berbagai tantangan dan masalah yang akan menerpa. Berikut 4 penyebab umum hancurnya pernikahan kandas pada tahun kelima.
Baca Juga: Pengadilan China Bikin Tes Perceraian, Ini Isinya
Finansial
Pasangan yang sama-sama mandiri secara finansial dan masing-masing sibuk mengurus pekerjaan bisa memicu risiko cerai dalam rumah tangga. Perempuan menjadi lebih mandiri secara finansial. Ketika peran gender dalam rumah tangga itu runtuh, masing-masing gender menjadi lebih mandiri di kedua arena. Ketika masing-masing pasangan tidak lagi saling ketergantungan dan membutuhkan, maka ikatan pernikahan mudah diputus begitu saja.
Terlalu cepat menikah
Euforia jatuh cinta membuat banyak orang terburu-buru melangkah ke jenjang pernikahan. Selama pernikahan itu mereka bagaikan pasangan yang dimabuk asmara. Namun sayangnya, euphoria itu tidak bertahan lama. Setelah lima tahun pernikahan, gejolak jatuh cinta hilang, masa bulan madu elesai. Sehingga salah satu bisa merasa hidup dengan orang asing. Itulah mengapa banyak yang mengatakan, “cinta sejati bisa menunggu”. Menunda pernikahan tidak akan menyakitkan.
Baca Juga: Wanita Ini Bercerai dari Jutawan, Dapat Gebetan Baru Miliarder?
Selingkuh adalah penyebab lain kegagalan pernikahan dan ada banyak alasan mengapa pasangan selingkuh. Alasan nomor satu adalah karena mereka mencari sesuatu yang unik di luar pernikahan yang tidak mereka miliki dalam pernikahan. Kurangnya komunikasi sering menyebabkan pasangan tersesat. Meskipun beberapa pasangan dapat memaafkan perselingkuhan dan tetap bertahan, banyak pernikahan berakhir dengan perceraian. Di sisi lain adalah bahwa secara emosional dan seksual mereka tidak lagi merasakan perasaan yang sama seperti sebelumnya.
Seks
Mari hadapi fakta, ketika kehadiran anak maka libido berubah. Ya, memang begitulah adanya. Banyak pasangan yang mengubah apa yang mereka inginkan dari pasangannya. Untuk itu, masing-masing pasangan harus lebih terbuka dan banyak berdiskusi soal kehidupan seks yang mereka inginkan agar bisa bertahan.