Suara.com - Berlibur ke Jepang, tak lengkap rasanya jika belum menyambangi deretan kuil legendaris di Negeri Matahari Terbit.
Beberapa di antara kuil legendaris tersebut, bahkan wajib masuk itinerary perjalananmu selama di Jepang. Empat di antaranya dihimpun Suara.com di sini. Apa saja?
Kuil Gotokuji, rumah ribuan maneki neko
Bagi para pedagang dan masyarakat Tionghoa di Indonesia, patung kucing melambai yang disebut 'Maneki Neko' ini dipercaya dapat membawa keberuntungan.
Baca Juga: Tak Lazim, 3 Desa Unik di Jepang Ini Dihuni Ribuan Kucing hingga Boneka
Hal yang sama juga diyakini masyarakat Asia Timur, seperti Jepang dan China. Tak heran, disana patung kucing Maneki Neko begitu populer.
Bahkan saking terkenalnya, di prefektur Aichi, Jepang, sebuah kepala Maneki Neko berukuran 4 x 6 meter diabadikan.
Sementara itu, di Setagaya, Tokyo, sebuah kuil didedikasikan khusus untuk Maneki Neko. Masyarakat setempat menyebutnya Kuil Gotokuji. Di kuil ini kita dapat menyaksikan ratusan Maneki Neko berjejer rapi.
Di Gotokuji pula, awal mula patung Maneki Neko dipahat sebelum kini dikenal luas di seluruh dunia.
Itsukushima Shrine, kuil penangkal iblis
Baca Juga: Traveling ke Jepang, Intip 5 Gaya Kece Roy Kiyoshi
Dibangun sejak tahun 593 sebelum masehi, kuil apung, Itsukushima Shrine di Miyajima, Jepang menjelma salah satu destinasi wisata ikonik di Negeri Matahari Terbit.
Kuil yang mengapung di kawasan subtidal atau daerah pasang surut air laut ini menghadap gerbang torii berukuran besar berwarna oranye yang diyakini sebagai penolak iblis.
Gerbang tersebut terlihat seakan terapung di atas perairan luas, tatkala air pasang.
Saat air laut surut, banyak wisatawan yang mengabadikan foto di bawah gerbang kuil apung, sebab itu tak sedikit yang rela menunggu hingga matahari terbenam dan air laut surut demi memperoleh kesempatan ini.
Jika tertarik menyambangi kuil tempat ibadah kaum Shinto tersebut kita harus merogoh kocek sekitar JPY 300 atau setara Rp 38 ribu per orang.
Di belakang area kuil, kita dapat menikmati pesona lanskap Gunung Misen nan cantik.
Kita pun dapat menikmati beragam kuliner olahan tiram khas Pulau Miyajima, yang tersebar di sekitar Itsukushima Shrine.
Kuil Todaiji, pusat peribadatan umat Buddha
Todaiji merupakan salah satu kuil paling populer dan bersejarah di Negeri Sakura. Kuil yang dibangun pada tahun 752 ini merupakan kuil pusat peribadatan umat Buddha di Jepang.
Konon, aula utama kuil Todaiji, Daibutsuden disebut sebagai ruangan berbahan dasar kayu terbesar di dunia, betapapun ruangan ini sempat dipugar pada tahun 1692 dan hanya menyisakan dua pertiga bagian asli kuil saja.
Di aula utama pula, kita dapat melihat patung Buddha terbesar di Jepang (Daibutsu) menjulang setinggi 15 meter.
Beberapa patung berukuran kecil dan beberapa model bangunan asli tampak masih menghiasi bagian kuil yang berada di kota Nara ini.
Sementara itu, di depan kompleks kuil Todaiji, kita akan menemukan Gerbang Nandaimon, sebuah gerbang kayu berukuran besar yang diapit dua patung berperawakan garang.
Di depan gerbang pula, kita akan melihat beberapa rusa berkeliaran, penghuni Taman Nara yang tak jauh dari kuil.
Para pengunjung juga dapat memberikan rusa-rusa itu shika senbei, makanan khusus rusa yang dijual seharga 150 yen atau setara Rp 20 ribu.
Untuk memasuki kuil ini, kita hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp 80 ribu.
Kuil Tenryuji, saksi bisu sengketa kekuasaan di Jepang
Didirikan tahun 1339 pada periode awal pemerintahan Muromachi, Kuil Tenryuji disebut sebagai kuil terbesar di kawasan Arashiyama, Kyoto, Jepang.
Konon kuil yang dinobatkan sebagai salah satu dari sekian banyak Situs Warisan Dunia UNESCO di Kyoto ini dibangun oleh seorang shogun (pemimpin) yang saat itu berkuasa, Ashikaga Takauji guna menenangkan arwah Kaisar Go-Daigo yang ia gulingkan.
Sepanjang sejarahnya, kuil kaum zen ini sempat berulang kali mengalami kebakaran dan menjadi korban perang kekuasaan di Jepang selama berabad-abad.
Sebagian besar ruangan di Kuil Tenryuji, seperti Aula utama (Hojo), ruang gambar (Shoin) dan dapur (Kuri) akhirnya dipugar kembali pada Periode Meiji (1868-1912).
Sementara itu, berbeda dengan bagian kuil lainnya, bagian taman di Tenryuji masih dipertahankan bentuk aslinya selama berabad-abad.
Taman Kuil Tenryuji nan menawan dibangun seorang perancang taman legendaris Jepang, Muso Soseki yang kemudian didapuk pula sebagai imam pertama di Kuil Tenryuji.
Untuk menyambangi kuil yang beroperasi nyaris setiap hari pukul 08:30 hingga 17:30 waktu setempat ini, kita hanya perlu merogoh kocek sebesar 500 yen atau setara Rp 66 ribu dan dikenakan biaya tambahan sebesar 300 yen atau setara Rp 39 ribu jika ingin menikmati keindahan interior dalam Kuil Tenryuji.