Kuil yang mengapung di kawasan subtidal atau daerah pasang surut air laut ini menghadap gerbang torii berukuran besar berwarna oranye yang diyakini sebagai penolak iblis.
Gerbang tersebut terlihat seakan terapung di atas perairan luas, tatkala air pasang.
Saat air laut surut, banyak wisatawan yang mengabadikan foto di bawah gerbang kuil apung, sebab itu tak sedikit yang rela menunggu hingga matahari terbenam dan air laut surut demi memperoleh kesempatan ini.
Jika tertarik menyambangi kuil tempat ibadah kaum Shinto tersebut kita harus merogoh kocek sekitar JPY 300 atau setara Rp 38 ribu per orang.
Baca Juga: Tak Lazim, 3 Desa Unik di Jepang Ini Dihuni Ribuan Kucing hingga Boneka
Di belakang area kuil, kita dapat menikmati pesona lanskap Gunung Misen nan cantik.
Kita pun dapat menikmati beragam kuliner olahan tiram khas Pulau Miyajima, yang tersebar di sekitar Itsukushima Shrine.
Kuil Todaiji, pusat peribadatan umat Buddha
Todaiji merupakan salah satu kuil paling populer dan bersejarah di Negeri Sakura. Kuil yang dibangun pada tahun 752 ini merupakan kuil pusat peribadatan umat Buddha di Jepang.
Konon, aula utama kuil Todaiji, Daibutsuden disebut sebagai ruangan berbahan dasar kayu terbesar di dunia, betapapun ruangan ini sempat dipugar pada tahun 1692 dan hanya menyisakan dua pertiga bagian asli kuil saja.
Baca Juga: Traveling ke Jepang, Intip 5 Gaya Kece Roy Kiyoshi
Di aula utama pula, kita dapat melihat patung Buddha terbesar di Jepang (Daibutsu) menjulang setinggi 15 meter.