Barbie Kumalasari Akui Hiperseks, Bagaimana Jika Pasangan Tak Jago Imbangi?

Ade Indra Kusuma Suara.Com
Selasa, 11 Juni 2019 | 21:00 WIB
Barbie Kumalasari Akui Hiperseks, Bagaimana Jika Pasangan Tak Jago Imbangi?
Barbie Kumalasari tak keberatan bila disebut hiperseks. [Wahyu Tri Laksono/Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Salurkan Energi Seksual Anda

"Pertama kali saya mempertimbangkan berbagai cara bagaimana seseorang dapat menyalurkan energi seksual terpendam mereka. Ketika itu saya berada dalam sesi pengawasan di sekolah pascasarjana dengan salah satu mentor saya. Dia berbagi cerita dengan saya bahwa hubungan romantis mentor saya dan pasangannya sendiri telah menjadi sangat tidak biasa selama bertahun-tahun, dan kemudian menjelaskan bahwa dia telah menemukan cara untuk menyalurkan energi seksualnya yang masih kuat ke dalam seni," beber Seth.

Ilustrasi  (shutterstock)
Ilustrasi pasangan sedang hubungan seks. (shutterstock)

Dari sini Anda bisa belajar, bahwa Anda dapat memilih untuk menyalurkan energi seksual ke dalam perilaku apa pun yang mengubah Anda. Bagi sebagian orang, mungkin ke bidang seni, bagi yang lain, itu mungkin aktifitas fisik dengan bidang pertukangan, berolahraga, membuat musik, atau menulis.

"Penting untuk dicatat bahwa semua perilaku yang saya sarankan benar-benar menghasilkan hasil yang nyata, sehingga energi mental tidak sia-sia pada perasaan frustrasi, sedih, atau marah. Intinya: Jika Anda telah memutuskan bahwa Anda ingin tetap bersama pasangan untuk jangka panjang, terlepas dari perbedaan minat seksual, salurkan energi seksual ke tempat lain adalah salah satu cara paling sehat.

Baca Juga: Barbie Kumalasari Suka Hubungan Seks Selama 3 Jam, Ini Temuan Peneliti!

Bila Bisa Mengimbangi, Hubungan akan Mampu Bertahan

Sebagai seorang terapis, saya sangat sulit untuk membenarkan bahwa mengakhiri hubungan karena alasan seksual adalah ide yang baik.

Dengan begitu banyaknya alternatif menyalurkan energi seksual, mengubah parameter monogami, dan poligami, harapan saya adalah bahwa pasangan menemukan cara untuk menjaga bagian-bagian yang baik dari hubungan daripada membuangnya.

"Namun saya juga tahu kenyataan, bahwa kadang-kadang dinamika di antara pasangan ternoda sampai titik bahwa berpisah harus dipertimbangkan. Jika Anda dan pasangan Anda telah berusaha keras - dan mencoba banyak cara berbeda - untuk mengimbangi dan membahas terus soal "angka seks", itu kembali kepada pilihan Anda untuk berpisah atau lanjut," beber Seth.

"Pada akhirnya, seks selalu merupakan subjek yang rumit, dan menavigasi dalam pasangan mengharuskan setiap orang untuk berhati-hati dan peka saat mereka memulai kursus untuk memenuhi kebutuhan mereka. Waspadai kebutuhan yang terus-menerus berubah dan beradaptasi," pungkas Seth.

Baca Juga: Studi: Lelaki Hiperseks Cenderung Pilih Hidup Melajang

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI