Menyibak Pesona 4 Danau Terunik di Dunia

Selasa, 11 Juni 2019 | 08:28 WIB
Menyibak Pesona 4 Danau Terunik di Dunia
Ilustrasi danau. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beberapa danau dikenal sebab lanskap alamnya nan menakjubkan, sementara beberapa yang lain, selain memiliki lanskap alam nan menawan juga diberkahi kondisi geografis unik yang tak dapat ditemukan padanannya di belahan bumi lainnya.

Seperti 4 danau terunik di dunia yang dihimpun Suara.com berikut. Apa saja?

Danau Karakul di Tajikistan

Pada ketinggian 4 ribu meter di tengah Pegunungan Pamir, Tajikistan, Danau Karakul membentang dengan kandungan garamnya yang begitu tinggi.

Dengan permukaan danau seluas 380 kilometer persegi dan kedalaman hingga 230 meter, perairan Karakul terbentuk akibat hantaman meteorit puluhan juta tahun lalu.

Kandungan garam yang sangat tinggi juga menyebabkan tak satupun mahluk hidup sanggup bertahan di Danau Karakul. Tak heran danau ini tampak seperti perairan mati nir kehidupan.

(Wikimedia Commons Caroline Gurtsman)
(Wikimedia Commons Caroline Gurtsman)

Dipagari pegunungan salju dan dataran tinggi yang berbalut hamparan pasir, permukaan Danau Karakul kerap berubah warna dari biru kobalt hitam menjadi hijau zamrud hingga bermacam warna pirus lainnya.

Kandungan garam yang begitu tinggi juga menyebabkan tak satupun kapal mampu berlayar di tempat ini sebab terancam mudah tenggelam.

Kawasan ini dahulu merupakan kamp tahanan perang Jerman tatkala Perang Dunia II berkecamuk. Dan hari ini Danau Karakul menjadi salah satu destinasi tujuan favorit para turis yang menyambangi Tajikistan.

Danau Loktak di Asia

(Wikimedia Commons Harvinder Chandigargh)
(Wikimedia Commons Harvinder Chandigargh)

Bertolak satu jam dari Kalkuta, tepatnya di perbatasan Manipur di India dan Myanmar, Danau Loktak membentang dengan pesona alamnya nan khas.

Berbeda dengan danau pada umumnya, Danau Loktak diselimuti pulau-pulau berbentuk cincin yang terdiri dari vegetasi hijau yang mengapung di permukaan danau.

Masyarakat setempat menyebut tanaman air ini sebagai Phumdi.

Phumdi, yang mengapung di permukaan danau, memiliki akar yang menjuntai ke bawah. Sebab tak memiliki akar yang mengurat di tanah, pulau cincin ini dapat bergerak ke kiri dan kanan terbawa angin dan sapuan air.

Saat musim kering tiba, air yang memenuhi Danau Loktak surut dan mengering, akar-akar tanaman Phumdi akan tumbuh sangat panjang, akar-akar ini berusaha merekat di dasar danau untuk menyerap nutrisi di dalam tanah.

Akar-akar ini di lain waktu akan terputus ketika musim hujan menyelimuti Danau Loktak. Phumdi lantas mengapung kembali.

Phumdi, betapapun memiliki ukuran yang kecil dan mudah terbawa angin, pulau cincin ini juga dihuni manusia.

Tercatat, 4.000 penduduk bermukim di Phumdi dengan pondok-pondok mungil yang sekilas mengingatkan kita pada pemukiman di Danau Titicaca, Peru.

Danau Kaindy di Kazakhstan

Bertolak 129 kilometer dari kota Almaty, tepatnya di kawasan Pegunungan Tian Shian, Kazakhstan, Danau Kaindy membentang menawarkan pesona lanskap alamnya nan menakjubkan.

Permukaan danaunya nan biru kehijauan dipagari rimbunnya vegetasi hijau di sekitar. Teduh dan magis.

Dan yang membuatnya berbeda, yakni batang-batang pohon cemara yang tumbuh dari dasar Danau Kaindy, tinggi menjulang, menyembul dari permukaan air sedalam 30 meter.

Tak heran Danau Kaindy menjelma landmark alam Kazakhstan dalam beberapa tahun terakhir, menyedot atensi banyak wisatawan dari seluruh dunia.

Menyimak batang-batang cemara yang tumbuh dari dasar danau tersebut, sekilas mudah kita mengira batang itu berasal dari pepohonan yang telah mati.

Nyatanya, meski tak ditumbuhi dedaunan di atas permukaan air, jika kita menyelam ke dalam danau, kita dapati lumut dan daun cemara rimbun bertumbuhan di dalamnya.

Fenomena hutan di dalam air danau ini ternyata bermula dari peristiwa gempa hebat yang mengguncang Kazakhstan tahun 1911.

Gempa dahsyat tersebut menyebabkan permukaan tanah yang dipenuhi cemara terdampak longsor yang bermuara ke sebuah jurang.

Lambat laun, jurang yang diselimuti longsor menjelma bendungan alami yang kemudian digenangi air hujan setiap tahunnya. Bendungan alami tersebut menjadi Danau Kaindy yang kita kenal hari ini.

Jika berminat menyimak pesona hutan dalam danau sepanjang 400 meter ini, sangat disarankan datang pada akhir musim semi hingga awal musim gugur.

Danau Pink di Australia

Permukaan air berwarna pink (merah muda) membentang sepanjang 600 meter di Danau Hillier, Australia menawarkan keunikan geografis nan tiada duanya di muka bumi.

Danau yang berada di Middle Island, Kepulauan Recherce ini tampak kian menakjubkan jika ditilik dari atas.

Warna merah mudanya begitu kontras dengan vegetasi hijau yang memadati Middle Island dan bibir pantai gerbang Samudera Pasifik yang membentang beberapa ratus meter dari danau.

Keberadaan danau ini dipublikasikan pertama kali tahun 1802 oleh seorang kartografer, Matthew Flinder.

Kala itu, Flinder tengah mengambil sampel dari Danau Hillier untuk jurnal yang ia tulis.

(Wikimedia Aussie OC)
(Wikimedia Aussie OC)

Hingga hari ini, para peneliti belum mengetahui muasal warna merah muda di permukaan air yang menyelimuti Danau Hillier.

Beberapa periset menduga warna pink di danau disebabkan keberadaan Mikroalga dunaliella salina di dalamnya.

Sementara tak sedikit pula yang menduga warna pink tersebut disebabkan oleh bakteri halophilic.

Dugaan lain menyebut warna pink danau disebabkan oleh reaksi kandungan zat natrium bikarbonat dengan garam di dalam air.

(Wikimedia Prune Cron)
(Wikimedia Prune Cron)

Meski memiliki daya tarik yang tiada duanya di muka bumi, Danau Hillier tak dapat didatangi wisatawan kecuali untuk tujuan penelitian.

Jika ingin menikmati Danau Hillier, kita dapat menyimak pesona danau pink ini dari atas langit menggunakan helikopter.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI