Suara.com - Melihat Meriahnya Kirab Jaka Tingkir, Puncak Pekan Syawalan Jurug.
Kemeriahan Pekan Syawalan Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) terlihat saat puncak acara Kirab Jaka Tingkir yang berlangsung, Minggu (9/6/2019).
Kirab yang dimulai dari Kelurahan Pucangsawit, Jebres, Solo, Jawa Tengah ini sekaligus menandakan berakhirnya even tahun yang sudah dimulai Rabu (5/6/2019).
Kirab ini menyajikan iring-iringan peserta dengan beragam kostum unik. Ada yang mengenakan kostum khas pasukan Keraton Kasunanan Surakarta, ada yang mengenakan kostum Punakawan, serta berbagai kostum lainnya.
Baca Juga: Pemudik Mobil Meningkat, Kemenhub Klaim Tak Macet Parah Seperti Tahun Lalu
Dalam iring-iringan itu juga terlihat Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo dan Wakil Walikota Solo, Achmad Purnomo. Selain itu juga ada pejabat Pemkot Solo yang lainnya.
Yang paling menjadi perhatian adalah seorang Jaka Tingkir. Kali ini Jaka Tingkir diperankan oleh Putra PB XIII, Gusti Pangeran Haryo (GPH) Mangkubumi. Dengan mengenakan pakaian adat Jawa, dan berkalung bunga melati, Jaka Tingkir tampak gagah saat menaiki kuda masuk ke kawasan Jurug.
Selain Jaka Tingkir, ada juga iring-iringan yang membawa tiga buah gunungan. Gunungan tersebut berisi dengan berbagai makanan. Ada ketupat dan juga berbagai jenis sayuran.
Sesampainya di dalan area TSTJ, kirab langsung menuju ke panggung yang sudah disiapkan di tepi danau. Sementara, Jaka Tingkir menuju ke sebuah pulau buatan yang ada di tengah danau.
Keberadaan Jaka Tingkir di pulau tersebut tidak lain adalah untuk menyajikan sebuah pertunjukan. Yakni drama kolosal yang menceritakan pertarungan Jaka Tingkir dengan puluhan pasukan buaya.
Baca Juga: Penelitian: Anak Bungsu Lebih Lucu dan Mudah Bergaul daripada Kakaknya
Pertarungan ini begitu menghibur para pengunjung yang sudah tiba sejak pagi hari. Mereka begitu antusias menyaksikan dan memadati bibir danau. Pertarungan antara Jaka Tingkir dan pasukan buaya benar-benar memukau pengunjung.
Tidak sedikit yang merekam setiap adegan pertarungan ini. Dan Jaka Tingkir pun berhasil mengalahkan pasukan buaya. Selanjutnya, para buaya mengantarkan Jaka Tingkir menggunakan sebuah perahu kayu.
Sajian ini menjadi puncak Pekan Syawalan Jurug. Setelah sajian ini, panitia membagikan 5.000 ketupat. Tidak hanya ketupat, berbagai sayuran juga dibagikan.
Tetapi sebelum pembagian dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pembacaan doa. Selanjutnya ketupat pun dilemparkan kepada warga. Salah seorang pengunjung, Tuginem (56) mengaku sengaja datang untuk menyaksikan Kirab Jaka Tingkir dan berebut ketupat.
"Ini dapat banyak ketupat dan juga sayuran. Tadi datang pagi ya untuk bisa dapat ketupat ini," terang nenek dari Grogol, Sukoharjo itu. Sementara itu, Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo berharap, sajian ini bisa terus dipertahankan. Bahkan ke depan gelaran ini bisa lebih bagus lagi.
Dirut TSTJ, Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso mengatakan, ada beberapa perubahan dalam kirab puncak pekan Syawalan Jurug kali ini yakni soal pemilihan rute kirab. Jika tahun sebelumnya, rute kirab dimulai dari belakang UNS. "Untuk tahun ini dimulai dari Kelurahan Pucangsawit. Selain itu, kami juga mengemas sajian Kirab Jaka Tingkir dengan memadukan dengan milenial," katanya.
Kontributor : Ari Purnomo