Di tengah libur Lebaran, mendoan menjadi makanan khas yang banyak dicari. Tingkat pembelian mendoan cukup tinggi, sehingga omzet pedagang meningkat drastis.
Tingginya omzet penjualan itu, salah satunya dirasakan Yono (55). Ia berjualan di kawasan ramai Kecamatan Wangon, Banyumas yang juga menjadi perlintasan dari jalur selatan Jawa menuju ke Pantura. Ia membuka usaha penjualannya sejak sore, hingga tengah malam, atau dini hari.
“Mendoan Banyumas itu sudah dikenal luas dari sana-sini, jadinya banyak dicari,” kata Yono, mengawali obrolan dengan Suara.com, Sabtu malam (8/6/2019).
Dalam libur Lebaran ini, dia mengaku bisa menjual sekitar 1.000 mendoan per hari. Satu mendoan yang lebih lebar dari telapak tangan itu, dijual Rp 1.500.
Baca Juga: Lezatnya Tempe Mendoan Bikinan Sendiri
Jumlah itu meningkat, karena penjulan pada hari biasa berkisar 400 buah.
“Yang beli belakangan ini kebanyakan pemudik. Mereka yang lewat, itu mampir, terus jajan. Kebanyakan jajan di sini sambil pesan kopi, tapi ada juga yang dibungkus buat di jalan,” kata Yono yang sudah puluhan tahun berjualan mendoan.
Pembeli, lanjut Yono juga banyak dari warga lokal Banyumas dan sekitarnya. “Kalau warga sini, biasanya beli untuk lauk makan nasi, teman ngopi, menjamu tamu, atau kalau ada acara,” kata Yono, serupa dengan cerita yang dikisahkan lagu dari Sopsan.
Hal yang sama dirasakan penjual mendoan lainnya di Purwokerto, Daryati. Perempuan 58 tahun yang sudah bertahun-tahun berjualan di dekat Pasar Wage ini, selalu merasakan peningkatan omzet saat memasuki bulan Ramadan hingga libur Lebaran.
“Saat Ramadan, itu banyak masyarakat lokal yang butuh untuk keperluan buka puasa atau sahur. Kalau libur Lebaran, itu juga banyak yang dari luar daerah membeli ke sini,” kata dia.
Saat momentum ramai itu, dia bisa menjual mendoan sekitar 500 buah per hari. Jumlah itu meningkat, karena di hari biasa berkisar 200-300 buah.