"Konsep saya didasarkan pada budaya sepakbola. Alasan mengapa saya melihat sepakbola adalah karena ini adalah komunitas di mana setiap orang merasa menjadi bagian di dalamnya, tidak ada yang ditinggalkan," kata Evie.
"Saya melihat slogan 'Kekuatan dalam Persatuan' dan saya percaya ini busa merangkum ini koleksi saya, terutama semangat dan persaudaraan mereka untuk satu sama lain. Saya merasa waktunya tepat, ada banyak pembicaraan tentang kesehatan mental di media dan kepositifan tubuh, sudah saatnya kita berbicara tentang desain inklusif juga," ujar dia lagi.
Evie menggunakan kuesioner untuk berusaha memahami masalah yang dimiliki penyandang disabilitas terkait pakaian.
Dia juga menjangkau berbagai perusahaan yang mengampanyekan kesetaraan bagi para penyandang disabilitas, serta perusahaan olahraga kursi roda, RGK Wheelchairs.
Baca Juga: Pemudik Disabilitas Kesulitan Buang Air Kecil di Kapal Milik Kemenhub
"Keindahan dalam koleksi saya adalah meskipun desain saya adaptif, Anda tidak akan pernah tahu dengan melihat pakaian saya. Ini karena saya telah menyembunyikan fastenings yang mudah untuk balutan cepat dan independen, misalnya, ritsleting magnetik, snap taping dan magnet untuk kancing," ujar dia.
"Gagasan di balik desain saya adalah dapat dipakai oleh siapa saja, baik Anda memiliki cacat atau tidak. Saya ingin desain saya dapat diakses oleh semua orang. Saya ingin disabilitas dimasukkan dalam pendekatan desainer sejak awal," tutup dia.
Graduation Fashion Week adalah perayaan koleksi imajinatif dan inovatif dari tujuh universitas termasuk Bath Spa, Birmingham City, Nottingham Trent, Manchester School of Art, Manchester Fashion Institute, Edinburgh College of Arts dan Ravensbourne.