Guru Non-Muslim di Amerika Ikutan Berpuasa Demi Menghormati Muridnya

Ade Indra Kusuma Suara.Com
Selasa, 04 Juni 2019 | 16:00 WIB
Guru Non-Muslim di Amerika Ikutan Berpuasa Demi Menghormati Muridnya
Ilustrasi pelajar muslim berbincang dengan temannya di dalam kelas [VOAIndonesia]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Guru Non-Muslim di Amerika Ikutan Berpuasa Demi Menghormati Muridnya

Seorang guru SMA non-Muslim di negara bagian Minnesota, Amerika Serikat, diberitakan ikut berpuasa pada bulan Ramadan sebagai bentuk solidaritas kepada para pelajar Muslimnya.

Di SMA Internasional Wellstone di Minneapolis, dimana 40 persen siswanya adalah warga Amerika keturunan Somalia, seorang guru non-Muslim ikut berpuasa pada bulan Ramadan untuk menunjukkan sikap solidaritasnya kepada siswa-siswinya.

Guru IPS, Douglass Butler mengatakan dia memutuskan untuk berpuasa untuk menjalin ikatan yang kuat dengan murid-muridnya.

Baca Juga: Buka Puasa di Mal, Ini 5 Jajanan Tradisional Khas Asia yang Bisa Kamu Pilih

"Ketika saya bisa memahami yang dirasakan murid-murid saya, saya bisa menjalin hubungan dan menciptakan ikatan yang kuat, yang menurut saya sangat penting. Saya juga sekaligus belajar apa artinya, seperti apa rasanya, dan apa yang dibutuhkan?" ungkap Douglass seperti mengutip VOAIndonesia.

Bagi seorang non-Muslim, berpuasa bisa jadi sesuatu yang cukup menantang. Bagi Douglass Butler, yang tinggal bersama pacarnya, dia mengatakan salah satu tantangannya adalah tidak bisa memakan masakannya sendiri.

"Saya punya pacar, tapi dia tidak puasa. Jadi, tidak mudah. Saya masak dan dia makan, tapi saya harus menunggu sampai waktu iftar. Jadi pada akhirnya saya melakukan ini demi murid-murid saya," tambahnya.

Ketika matahari terbenam, Douglass Butler dan lainnya berbuka puasa bersama dengan makan kurma dan minum air.

Butler mengatakan tidak minum air seharian adalah bagian yang paling sulit.

Baca Juga: 20 Hari di Belanda, Al Ghazali Tak Kuat Berpuasa

"Bagi saya, yang paling sulit adalah saya capek tidak minum kopi, lalu datang ke sekolah. Itu mungkin yang paling sulit bagi saya," tukas Douglass.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI