Potret Bloemenmarkt, Pasar Bunga Apung di Belanda yang Terancam Ditutup

Minggu, 02 Juni 2019 | 10:15 WIB
  • (Wikimedia Commons Vitual Steve)
    (Wikimedia Commons Vitual Steve)
  • (Wikimedia Commons Yair Haklai)
    (Wikimedia Commons Yair Haklai)
  • (Wikimedia Commons Vitual Steve)
    (Wikimedia Commons Vitual Steve)
  • (Wikimedia Commons Massimo Catarinella)
    (Wikimedia Commons Massimo Catarinella)
  • (Wikimedia Commons Zak MC)
    (Wikimedia Commons Zak MC)
  • (Wikimedia Commons Vitual Steve)
  • (Wikimedia Commons Yair Haklai)
  • (Wikimedia Commons Vitual Steve)
  • (Wikimedia Commons Massimo Catarinella)
  • (Wikimedia Commons Zak MC)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pasar yang mengapung di perairan Amsterdam ini pertama kali beroperasi tahun 1943. Masyarakat setempat menyebutnya Bloemenmarkt, pasar bunga terapung satu-satunya di Belanda yang nasibnya hari ini terkatung-katung dan terancam ditutup akibat overtourism.

Di Bloemenmarkt, dapat kita simak bermacam toko bunga dan toko pernak-pernik menjajakan aneka hiasan, dan bunga-bunga yang meneduhkan pandangan.

Nahas, nasib toko bunga di Bloemenmarkt kian hari kian tak jelas juntrungannya, terhimpit animo turis yang tak terbendung, dan tergerus popularitas toko hiasan lain di sekitarnya.

Masifnya jumlah turis yang berwisata ke Belanda kian meningkat setiap tahun. Laporan Insider menyebut sekitar 18,5 juta wisatawan menyambangi Negeri Kincir Angin dan meningkat menjadi 23 juta wisatawan pada tahun 2025.

Baca Juga: Bekas Pabrik Gula Belanda Disulap Menjadi Rest Area

Padatnya kunjungan wisatawan ini konon disebabkan murahnya tiket penerbangan menuju Belanda.

Sementara turis yang membludak tak teratasi, kunjungan mereka yang kerap berkelompok, acap membuat para pedagang bunga kehilangan pelanggan.

''Penerbangan murah membuat wisatawan membanjiri Eropa. Sepanjang hari kami harus beteriak pada mereka agar tidak memotret. Turis-turis yang kerap bergerombolan itu juga membuat saya sulit membedakan mana pelanggan saya sendiri,'' keluh Michael Saarlos, salah seorang pedagang di Bloemenmarkt, seperti dikutip Suara.com dari The Insider.

Seperti halnya Saarlos, tak sedikit penjual bunga di Bloemenmarkt yang menganggap pemerintah kota Amsterdam gagal mengentaskan overtourism di kota tersebut.

Baca Juga: Rumah Cimanggis, Peninggalan Belanda dan Jejak VOC di Depok

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI