Suara.com - Masa-masa kehamilan merupakan salah satu saat yang terberat bagi perempuan.
Demi menjaga kesehatan diri dan kandungan, ada kalanya ibu hamil harus menahan diri untuk tidak menyantap makanan atau minuman tertentu.
Namun, tak cuma harus menahan diri saja, ternyata masih banyak ibu hamil di luar sana yang harus mendengarkan pendapat tak menyenangkan dari orang asing.
Salah satunya adalah kisah ibu hamil yang hendak membeli kopi di Starbucks seperti diceritakan oleh akun Twitter @tiffstevenson.
Baca Juga: Hasil Studi, Minum 2 Cangkir Kopi Sehari Membuat Bertahan Hidup Lebih Lama
Saat itu, pemilik akun Twitter yang bernama Tiffany Stevenson ini menceritakan jika dirinya tengah mengantre bersama ibu hamil.
Dilansir dari Fatherly, saat itu sang ibu hamil hendak membeli Caramel Macchiato.
Mendapati kopi tersebut akan diminum seorang ibu hamil, barista di kedai kopi Starbucks tersebut pun bertanya apakah dia harus membuat kopi decaf atau kopi dengan kandungan kafein yang sedikit.
Saat itu, sang ibu sudah menolak. Namun, masalah terjadi saat barista tadi memaksa untuk membuatkan kopi decaf.
Di sisi lain, si ibu hamil berkata jika dirinya diperbolehkan oleh dokter untuk minum segelas kopi sehari dan hal itu tidak akan menjadi masalah.
Baca Juga: Kopi Ini Kalahkan Kepopuleran Kopi Luwak, Per Cangkir Lebih dari Sejuta
Namun, si barista diketahui tetap memaksa dan berkata jika kafein buruk untuk bayi.
Kesal dengan ulah si barista, Tiffany Stevenson pun mencoba untuk menghentikannya.
"Apakah kau seorang lelaki, memberitahu perempuan apa yang boleh dan tidak boleh dia minum selama kehamilan?" ujar Tiffany Stevenson saat itu.
Di sisi lain, barista itu diketahui tetap ngotot dan bahkan menasehati si pelanggan selama 5 menit soal bahaya kopi kafein bagi ibu hamil.
Menanggapi kisah ini, banyak warganet pun ikut merasa kesal pada cuitan viral tersebut. Beberapa ikut membagikan pengalaman serupa.
"Terjadi ketika aku hamil. Aku memasang muka sedih dan berkata jika aku tidak hamil tapi itu tumor ukuran besar. Mereka langsung melayaniku," curhat warganet.
"Jika dia hanya mengatakannya sekali, mungkin dia bermaksud baik. Tapi dia memaksa, yang terasa seperti menyerang dan menunjukkan bahwa dia tidak mendengarkan," tambah yang lain.
Bagaimana menurutmu?