Suara.com - Berpagarkan kawasan pegunungan, Desa Pinggan di Kintamani, Bali diselimuti suhu dingin sekitar 16-18 derajat celcius.
Jelang fajar menyingsing, kabut tebal menelusup ke seluruh penjuru desa.
Di antara pepohonan dan rumah warga setempat, kabut berlatarkan Gunung Batur begitu megah dan menawan. Tak heran banyak yang menjuluki Desa Pinggan sebagai Negeri di Atas Awan.
Di Bali, Desa Pinggan hanyalah satu di antara begitu banyak destinasi wisata dengan lanskap alam magis nan menakjubkan.
Baca Juga: Magisnya Khawr al Udayd, Laut dalam Gurun di Teluk Persia
Bukan tanpa sebab, kemurnian alam Pulau Dewata yang relatif terjaga begitu selaras dengan kebudayaan Bali nan luhur.
Keselarasan ini, sedikit banyak memberikan kontribusi positif pada alam Bali nan magis dan memesona.
Dan seperti halnya Desa Pinggan, beberapa di antara deretan destinasi wisata magis di Bali tersebut, Suara.com himpun disini. Apa saja?
Hidden Canyon Beji Guwang Sukawati
Bak Grand Canyon yang begitu megah, memagari sepanjang Sungai Colorado dan tersohor di Amerika Serikat, ngarai Hidden Canyon Beji Guwang Sukawati di Bali juga memiliki bukit terjal dengan relief bebatuan magis nan menakjubkan.
Baca Juga: Kintamani Restaurant, Indahnya Buka Puasa dengan Pemandangan Gunung Batur
Terbentuk akibat kikisan sungai, ngarai tersembunyi ini menjelma lembah yang dalam dan sempit.
Permukaan airnya yang berwarna tosca begitu selaras dengan bebatuan eksotik di sepanjang sungai. Saat hujan, air akan berubah cokelat.
Di atas tebing-tebing nan cantik, pepohonan rimbun dengan akar gantung menjuntai. Di saat tertentu, matahari akan menyelinap dari sela-sela bebatuan dan pepohonan, membentuk cahaya ilahiah nan mendebarkan dada.
Tak heran, spot fotogenik ini kerap menjadi langganan para pemburu foto.
Di waktu yang lain, sungai yang mengaliri Hidden Canyon Beji Guwang Sukawati dimanfaatkan penduduk setempat untuk acara keagamaan.
Sebab begitu disakralkan masyarakat, sangat disarankan menyambangi danau ini menggunakan pakaian yang sopan.
Berkunjung ke Hidden Canyon Beji Guwang Sukawati, kita harus bertolak sekitar 14 kilometer dari Kota Denpasar, melintasi bypass Ida Bagus Mantra hingga tiba di perempatan Desa Ketewel.
Sesampainya di perempatan Desa Ketewel, lanjutkan perjalanan menuju Jalan Raya Guwang hingga tiba di kawasan Patung Garuda. Sekitar 750 meter tak jauh dari patung ini terdapat Pura Dalem yang halamannya kerap digunakan parkir para wisatawan Hidden Canyon Beji Guwang Sukawati.
Danau Tamblingan
Membentang di utara Gunung Lesung, Bali, Danau Tamblingan menyuguhkan pesona perairannya nan magis dan menakjubkan.
Permukaan airnya yang tak terlalu luas, sekitar 1,15 kilometer persegi dipagari rimbunnya pepohonan dan vegetasi hijau. Di beberapa area, tanaman rawa menyembul dari kedalaman danau.
Tatkala langit dan cuaca berada pada posisi terbaiknya, danau ini akan tampak begitu memesona. Matahari yang berpendar di permukaan danau dengan latar pura di kejauhan pun kerap jadi sepaket momen langganan yang diabadikan wisatawan.
Terdapat beberapa pura di sekitar Danau Tamblingan, di antaranya Pura Endek, Pura Dalem Tamblingan, Pura Sang Hyang Kawuh, hingga Pura Embang yang bebatuannya berasal dari peninggalan masa pra-Hindu sebelum abad ke-10.
Untuk menyambangi danau cantik ini, kita harus menyisir perjalanan melintasi rute Denpasar-Singaraja.
Dalam perjalanan kita akan melewati Desa Wanagiri, Munduk dan sekilas menyimak panorama Danau Buyan.
Pura Lempuyang Luhur
Beratapkan hamparan langit biru dan latar Gunung Agung di kejauhan, Pura Lempuyang Luhur di Bali dengan panoramanya nan magis dan menakjubkan dijuluki masyarakat setempat dan para wisatawan, 'Gerbang menuju Surga'.
Bertempat di Bukit Lempuyang, Kecamatan Karangasem, pura cantik ini tak hanya dikenal sebagai salah satu pura tertua di Pulau Dewata namun juga destinasi latar nan fotogenik untuk para pemburu foto.
Membentang di lereng bukit, Pura Lempuyang Luhur memiliki tujuh kompleks pura dengan keelokan nan khas. Pura utamanya yang berada di posisi paling puncak merupakan pura paling fotogenik dengan panorama alam di sekelilingnya nan begitu menakjubkan.
Untuk sampai ke pura utama, kita harus menempuh perjalanan menaiki total sekitar 1.700 anak tangga sembari melewati enam pura lainnya.
Masyarakat setempat meyakini untuk dapat mencapai puncak Pura Lempuyang Luhur, kita tak diperkenankan untuk mengeluh sedikit pun. Konon, jika tersemat dongkol di hati, para wisatawan takkan pernah mencapai puncak Pura Lempuyang Luhur.
Jika ingin menikmati pesona Pura Lempuyang Luhur, sangat disarankan menyambangi pura pada pagi hari, sesaat sebelum matahari terbit pukul 05.00 WITA maupun menjelang matahari terbenam. Niscaya kita akan memperoleh lanskap khas Bali nan begitu mahal nilainya.