Kalau perjalanan dengan kereta api cukup lama, siapkan bekal berbagai makanan sehat untuk di jalan atau untuk sahur dan buka puasa.
Anda juga bisa melakukan berbagai peregangan ringan selama perjalanan. Misalnya memutar-mutar bahu atau badan dan melakukan peregangan kaki. Peregangan kaki cukup mudah dilakukan, angkat kaki Anda dan tekuk ke arah perut kemudian luruskan ke depan (selonjor) lalu turunkan lagi. Ulangi pada kedua kaki selama beberapa kali.
Mudik saat hamil dengan pesawat
Naik pesawat saat hamil tidak berbahaya bagi Anda atau bayi Anda, tetapi diskusikan masalah kesehatan apa pun atau komplikasi kehamilan dengan bidan atau dokter Anda sebelum Anda pergi.
Baca Juga: Tiket Pesawat Jakarta-Pekanbaru Rp 6 Juta, Mudik ke Tokyo Hanya Rp 4,1 Juta
Kemungkinan mengalami persalinan secara alami lebih tinggi setelah 37 minggu atau sekitar 32 minggu jika Anda hamil bayi kembar. Juga, mungkin beberapa maskapai penerbangan tidak akan membiarkan Anda terbang menjelang akhir kehamilan.
Setelah minggu 28 kehamilan, maskapai penerbangan biasanya minta surat dari dokter kandungan Anda untuk mengonfirmasi tanggal kelahiran Anda dan bahwa Anda tidak berisiko mengalami komplikasi.
Perjalanan jarak jauh atau lebih dari lima jam memiliki risiko kecil penggumpalan darah (deep vein thrombosis, atau DVT). Untuk mencegahnya, sebaiknya Anda minum banyak air dan bergerak secara teratur, setiap 30 menit atau lebih. Anda dapat membeli sepasang stoking khusus di apotek untuk mencegah DVT.
Mudik saat hamil dengan mobil dan bus
Kelelahan dan pusing sering terjadi selama kehamilan jadi penting jika Anda mudik dengan mobil untuk minum secara teratur, makan makanan alami yang memberi energi (seperti buah dan kacang) dan berhenti secara teratur untuk istirahat. Jaga agar udara tetap bersirkulasi di dalam mobil.
Baca Juga: Berangkat Besok, Kuota Mudik Gratis Pemprov DKI Masih Tersisa 1.566 Kursi
Kecelakaan di jalan adalah salah satu penyebab paling umum cedera pada wanita hamil. Hindari menyetir sendiri selama perjalanan mudik.