Suara.com - Kemacetan kerap terjadi saat musim mudik. Nah bagi Anda yang membawa kendaraan pribadi, diimbau untuk mewaspadai risiko keracunan udara di dalam mobil.
Disampaikan Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K), risiko paparan gas berbahaya di dalam mobil ini bisa muncul dari kebocoran gas di dalam kendaraan atau produksi karbondioksida oleh penumpang saat bernapas.
"Kalau dia terlalu lama macet, CO2 akan terakumulasi di dalam kabin. Bisa menyebabkan keluhan ngantuk, pusing kalau di mobil dalam waktu lama. Diimbau saat macet lama, menggunakan mode AC recirculate agar udara di luar tidak masuk," ujar dr. Agus dalam temu media di Kementerian Kesehatan, Selasa (28/5/2019).
Baca Juga: Mudik Bareng BUMN 2019, 1.328 Pemudik Telah Dikirim ke Kampung Halaman
Nah, saat menggunakan mode AC recirculate ini, dr. Agus mengimbau penumpang mobil untuk membuka jendela kendaraannya setiap satu jam sekali selama lima menit. Tujuannya untuk menurunkan kadar karbondioksida yang dibuang saat bernapas.
"Dalam periode tertentu harus dibuka jendela. Agar udara di dalam kabin dan luar bercampur kembali," imbuhnya.
Jika tidak dilakukan, kata dia, bisa mengakibatkan para penumpang menjadi lemas hingga sesak napas karena menghirup racun karbondioksida di dalam mobil.
"Karbondioksida juga berbahaya kalau berlebihan di kabin, bisa menyebabkan lemas bahkan sesak napas. Bisa membuat orang kekurangan oksigen. Jadi tetap dibuka setiap satu jam, sedikit saja, lima menit lalu tutup kembali," tandasnya.
Baca Juga: Mudik Bermobil, Simak Rumusan Zero Accident dari Wagub Jawa Barat