Membentang di Desa Sandan Uai, Londa menyuguhkan goa yang berfungsi sebagai area pemakaman warga setempat.
Di goa-goa tersebut, peti berisi jenazah anggota masyarakat diletakkan dan ditumpuk di lubang-lubang gua.
Peletakannya pun dirunut berdasarkan derajat kedudukan seseorang. Semakin tinggi letaknya, semakin tinggi pula kedudukan mereka di masyarakat.
Pemakaman Bayi di Passiliran
Baca Juga: 4 Hal Menarik Ini Tak Boleh Kamu Lewatkan Saat Berkunjung ke Tana Toraja
Ada yang berbeda di Passiliran, pemakaman bayi di Kambira, Toraja.
Jika pemakaman pada umumnya jenazah akan dikubur dalam tanah dan ditandai dengan batu nisan, di Passiliran, bayi-bayi dikubur di dalam pohon. Masyarakat setempat menyebut pohon tersebut tarra.
Menurut kepercayaan nenek moyang penduduk Kambira, bayi-bayi yang belum tumbuh giginya harus dikubur di dalam pohon, agar jiwanya selamat menyisir perjalanan hingga alam baka.
Konon, bayi-bayi tersebut sengaja dikubur di dalam pohon, sebab jika dikubur layaknya manusia dewasa, masyarakat setempat meyakini petir akan menyambar liang lahat mereka.
Di dalam pohon tarra, bayi-bayi akan dimakamkan dalam kondisi meringkuk, tanpa sehelai benang pun layaknya berada di dalam rahim ibu.
Baca Juga: Kekayaan Seni Budaya Toraja Tutup Lovely Desember 2018
Getah pohon tarra nan berwarna putih seperti susu dipercaya menggantikan air susu ibu untuk jenazah para bayi di dalam pohon tarra.