Suara.com - Apa yang kamu tahu tentang Jakarta? Jika kamu menjawab ibukota negara yang memiliki beberapa landmark seperti Kota Tua dan Monas, itu belum cukup.
Menurut Komunitas Ngopi (di) Jakarta atau lebih sering disebut NgoJak, Jakarta lebih dari itu. Anda akan menemukan berbagai titik yang menyimpan cerita tentang Jakarta dari berbagai sudut pandang.
Ya, berawal dari obrolan warung kopi, Ali Zaenal dan teman-temannya merasa resah bahwa ikon Jakarta selalu dipenuhi dengan wisata landmark seperti Monas, Kota Tua, hingga Taman Mini Indonesia Indah. Itu sebabnya, paket tour Jakarta umumnya mengajak orang mengunjungi tempat-tempat tersebut.
Padahal, kata Ali, Jakarta adalah kota perantau berkumpul. Itu sebabnya perlu ada cerita tentang sisi lain Jakarta yang dibagikan perantau ini ketika pulang kampung. Hingga akhirnya pada November 2013, keduanya membuat blog yang bercerita tentang sisi lain Jakarta beserta hiruk pikuknya.
Baca Juga: Indahnya Aksi Sosial Komunitas Otomotif di Solo Saat Ramadan
"Banyak hal bisa digali dari Jakarta, mulai dari sebuah jalan, silsilah makam-makam, perkampungan kecil di sudut dan gang sempit, atau pasar lokal dalam himpitan gedung-gedung yang menjulang,” ujar Ali.
Pada Agustus 2016, cerita Ali dan rekan-rekannya mengenai sisi lain Jakarta kemudian dikonversikan menjadi sebuah komunitas. Mereka mengajak warga Jakarta dan sekitarnya untuk menyusuri seluruh penjuru ibukota dengan berjalan kaki. Eits ini bukan jalan kaki biasa karena nantinya mereka akan berinteraksi dengan penduduk setempat.
"Jarak tempuhnya tergolong jauh, bisa sekirar 5 kilometer dengan jalan kaki. Untuk itu kita imbau peserta untuk mempersiapkan diri sebelum mengikuti kegiatan jalan-jalan bersama NgoJak," imbuhnya.
Komunitas NgoJak sendiri memiliki filosofi empat sehat lima sempurna yang terdiri dari matahari, jalan kaki, air putih, senyum, dan sempurna jika berhasil berinteraksi dengan narasumber lokal hingga mendapat informasi baru. Jika narasumber susah didapatpun, setidaknya empat sehatnya sudah didapat.
NgoJak sendiri memotret kehidupan yang selama ini jarang diperhatikan warga Jakarta. Seperti penjaja kopi keliling yang sering disebut Starling (Starbucks keliling) di daerah Sudirman dan Thamrin, yang ternyata memiliki base camp dibilangan Senen, Jakarta Pusat. Informasi ini hanya bisa didapat lewat interaksi dengan berjalan kaki.
Baca Juga: Kisah Komunitas Seniman Terminal Depok Ajak Anak Punk ke Jalan Hijrah
"Biasanya kalau wisata orang pengennya yang instagramble, nah kita berusaha untuk memotret sisi lain. Misal kenapa bangunan arsitekturnya seperti ini, tentu ada ceritanya," tambah dia.