Suara.com - Tahun 2019 menjadi akhir dari Topshop. Ritel fesyen high-street itu membuat pengumuman mengejutkan bahwa mereka akan menutup semua toko Topshop dan Topman di Amerika Serikat (AS).
Seperti dilansir dari BBC, penutupan ini mengikuti jejak 200 toko di Inggris yang telah tutup selama tiga tahun terakhir oleh perusahaan induknya, Arcadia Group.
Penutupan toko di seluruh AS adalah langkah yang didorong oleh Arcadia Group dengan harapan bahwa itu akan membantu mencegah kebangkrutan. Mereka akan melihat apakah perusahaan dapat diselamatkan atau jika sudah waktunya menyerah.
Kabar buruknya, perombakan itu kemungkinan akan menyebabkan beberapa pegawainya dalam bahaya. Ian Grabiner, kepala eksekutif Arcadia Group, mengatakan kepada BBC bahwa langkah itu "sulit tetapi perlu".
Baca Juga: Toko Online Ini Jual Es Batu, Ternyata Banyak yang Beli
Berita ini muncul hanya beberapa bulan setelah Beyonce, yang secara eksklusif menjual lini olahraga Ivy Park-nya di Topshop, memutuskan hubungan menyusul tuduhan pelecehan seksual terhadap Ketua Topshop, Sir Philip Green.
Sejak mengumumkan perpisahannya dengan pengecer Inggris November lalu, Beyonce telah bergerak maju dengan kemitraan dengan Adidas.
Banyak ahli retail yang percaya bila Topshop kini kurang diminati anak muda. Para millenial kini lebih menyukai merek seperti Asos dan Pretty Little Thing. Meski begitu, Topshop dan Topman masih akan menjual produknya secara online dan di mitra ritel.