Simbol Dewa Hingga Potret Jenazah Kerabat, Menyimak 4 Patung di Indonesia

Jum'at, 24 Mei 2019 | 16:47 WIB
Simbol Dewa Hingga Potret Jenazah Kerabat, Menyimak 4 Patung di Indonesia
(Instagram/@Ipul Soedibjo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seperti halnya bermacam artefak kebudayaan di dunia, patung, salah satu karya seni tertua di muka bumi, menjelma simbol gengsi dan kebanggaan sebuah bangsa dan negara.

Sejarah mencatat, beberapa di antara patung tersebut menjelma artefak perabadan paling luhur. Tak terkecuali di Indonesia.

Empat di antara patung paling monumental di Indonesia tersebut, Suara.com himpun di sini. Apa saja?

Patung Garuda Wisnu Kencana di Bali

Baca Juga: Demi Konten Menarik, Influencer Merusak Patung Bersejarah Berusia 200 Tahun

Garuda Wisnu Kencana (GWK) patung setinggi 121 meter ini berdiri dengan gagah di atas lahan seluas 60 hektar di Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali.

Di bawahnya, sebuah alas penyangga selebar 46 meter membentang, menahan beban patung tertinggi kedua di dunia setelah Spring Temple Buddha di Tiongkok tersebut.

Patung garuda Wisnu Kencana di Bali (Instagram/gwkbali)
Patung garuda Wisnu Kencana di Bali (Instagram/gwkbali)

Terbuat dari campuran tembaga dan baja seberat 4.000 ton, Patung GWK dikerjakan 120 pekerja dengan teknik pengelasan dan peralatan yang sederhana.

Patung Garuda Wisnu Kencana (Instagram/GWKbali)
Patung Garuda Wisnu Kencana (Instagram/GWKbali)

Dengan ukurannya yang lebih tinggi dari patung Liberty di AS, patung GWK boleh dibilang merupakan salah satu patung tembaga terbesar di dunia.

Patung Yesus Buntu Burake di Tana Toraja

Baca Juga: Atasi Overtourism, Wisata Grup Tak Lagi Bisa Kunjungi Patung Liberty

Bertolak 4 kilometer dari pusat kota Makale di Tana Toraja, patung Yesus Buntu Burake berdiri menjulang 40 meter.

Dari tempat patung ini berdiri, kita dapat melihat lanskap alam sekitar perbukitan Buntu Burake nan memesona.

Hamparan vegetasi hijau di sekelilingnya dan langit biru yang menaungi patung ini membuat keagungan Sang Messiah kian benderang.

(Instagram Ipul Soedibjo)
(Instagram Ipul Soedibjo)

Konon jika dihitung dari atas permukaan laut, patung Yesus Buntu Burake didapuk sebagai patung Yesus tertinggi kedua di dunia, mengalahkan ketinggian patung Yesus Sang Penebus di Rio De Janeiro, Brasil.

Untuk dapat menikmati pesona Buntu Burake, dari Makassar kita harus bertolak 7 jam menyisir Jalan Poros Barru-Makassar sepanjang 305 kilometer menuju Kecamatan Makale.

Lembah Bada di Poso

Bertolak 145 kilometer dari Kota Poso atau sekitar lima jam perjalanan darat melintasi pegunungan di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Lembah Bada membentang di kawasan Taman Nasional Lore Lindu dengan padang ilalangnya nan memesona.

Sejauh mata memandang, hamparan savana akan membuatmu terpana.

(Instagram Sobar Jackson)
(Instagram Sobar Jackson)

Namun bukan padang savana semata yang jadi keajaiban Lembah Bada, pesona sesungguhnya dari destinasi wisata yang oleh masyarakat setempat juga dijuluki Lembah Napu ini yakni patung-patung berukuran besar yang tersebar di sepanjang titik Lembah Bada.

(Instagram Genpi Sulteng)
(Instagram Genpi Sulteng)

Patung Palindo, ukiran patung tersenyum perlambang 'Sang Penghibur' ini diyakini sudah ada sejak abad ke-14.

(Instagram Krispimandoyo)
(Instagram Krispimandoyo)

Hingga saat ini, para peneliti belum mengetahui alasan di balik proses pembuatan Patung Palindo.

(Instagram Indo Archaeology)
(Instagram Indo Archaeology)

Peninggalan zaman megalitikum ini pun jadi daya tarik tersendiri dari Lembah Bada nan cantik dan misterius.

Tau-tau di Tana Toraja

Tau-tau, patung kayu menyerupai manusia ini merupakan replika kerabat yang telah meninggal dalam lingkup tradisi Toraja.

Proses pemahatannya tak dapat dilakukan sembarangan dan hanya dikerjakan oleh pemahat khusus.

Sebab itu, sebelum jenazah diarak menggunakan peti Pong Buri, sang pemahat akan memahat Tau-tau persis di dekat jenazah, demi memperoleh detil nan maksimal.

(Wikimedia Tropenmuseum)
(Wikimedia Tropenmuseum)

Tak hanya dipahat oleh pemahat khusus, yang diizinkan membuat Tau-tau pun hanya keluarga yang sanggup menyembelih setidaknya 24 ekor kerbau, yang terdiri dari empat jenis ekor kerbau berbeda.

Sebab biaya pembuatan tau-tau pun tak murah, berkisar Rp 25 juta bergantung detil dan ukurannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI