Peneliti Ungkap Kaitan Mendengkur dengan Kanker pada Perempuan

Jum'at, 24 Mei 2019 | 04:00 WIB
Peneliti Ungkap Kaitan Mendengkur dengan Kanker pada Perempuan
Ilustrasi mendengkur dengan kanker bagi perempuan. (Sumber: Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peneliti Ungkap Kaitan Mendengkur dengan Kanker pada Perempuan.

Para ilmuwan Yunani mengatakan bahwa mendengkur memiliki kaitan dengan penyakit kanker pada perempuan.

Mendengkur atau sleep apnea merupakan kondisi yang menyebabkan kadar oksigen darah menurun saat seseorang tertidur.

Dr Athanasia Pataka mengatakan penelitian terbaru menunjukkan bahwa kadar oksigen darah rendah pada malam hari dan gangguan tidur yang keduanya sering terjadi pada obstructive sleep apnea (OSA), memainkan peran penting dalam biologi berbagai jenis kanker.

Baca Juga: Makan Kedelai Bantu Penderita Kanker Payudara Terhindar dari Osteoporosis

"Tapi bidang penelitian ini sangat baru, dan efek gender pada hubungan antara OSA dan kanker belum diteliti secara rinci sebelumnya," katanya. 

Dalam penelitian ini, tim Dr Pataka dari Aristotle University of Thessaloniki mengamati lebih dari 19.000 orang. Peneliti mencatat usia, BMI, status merokok dan konsumsi minuman keras yang semuanya dianggap meningkatkan risiko kanker.

Peneliti kemudian mencatat seberapa sering responden mendengkur, waktu tidur dan berapa kali kadar oksigen darah turun di bawah 90 persen.

Hasilnya, temuan yang terbit pada jurnal European Respiratory menunjukkan ada 388 orang didiagnosis menderita kanker serius dengan 160 perempuan dan 228 laki-laki.

Kanker yang paling umum pada perempuan adalah payudara, sedangkan kanker prostat paling sering terjadi pada laki-laki.

Baca Juga: Turunkan Risiko Kanker Nasofaring, Ini Makanan yang Harus Dihindari

Namun yang menarik, jumlah responden yang mengalami OSA dan menderita kanker, terutama pada perempuan, muncul mengalihkan perhatian para peneliti.

"Gejala klasik OSA seperti kantuk, mendengkur dan berhenti bernapas pada malam hari dilaporkan lebih sering pada laki-laki, tetapi gejala lain yang kurang diketahui seperti kelelahan, insomnia, depresi dan sakit kepala pagi hari lebih sering terjadi pada perempuan," kata Dr Pataka dilansir News.

Profesor Anita Simonds dari Royal Brompton dan Harefield NHS Foundation Trust dan wakil presiden Masyarakat Pernafasan Eropa mengatakan bahwa penelitian tersebut merupakan bukti tambahan tentang kemungkinan hubungan antara OSA dengan kanker dengan menyediakan data baru tentang potensi berdasarkan gender.

"Dalam penelitian ini prevalensi kanker secara keseluruhan rendah hanya 2 persen, oleh karena itu pasien OSA tidak perlu khawatir dengan penelitian ini. Tapi dokter harus waspada ketika menilai pasien OSA perempuan dengan gejala yang kurang umum," katanya.

Namun ia tetap menyarankan agar pasien OSA melakukan terapi dan mengikuti gaya hidup sehat untuk termasuk aktif secara fisik, mencapai berat badan ideal, membatasi mengonsumsi alkohol dan tidak merokok.

Temuan itu memang menunjukkan hubungan antara OSA dan kanker, tetapi tidak membuktikan OSA menyebabkan peningkatan risiko kanker, sehingga diperlukan lebih banyak penelitian tentang kaitan mendengkur dengan kanker pada perempuan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI