"Gejala klasik OSA seperti kantuk, mendengkur dan berhenti bernapas pada malam hari dilaporkan lebih sering pada laki-laki, tetapi gejala lain yang kurang diketahui seperti kelelahan, insomnia, depresi dan sakit kepala pagi hari lebih sering terjadi pada perempuan," kata Dr Pataka dilansir News.
Profesor Anita Simonds dari Royal Brompton dan Harefield NHS Foundation Trust dan wakil presiden Masyarakat Pernafasan Eropa mengatakan bahwa penelitian tersebut merupakan bukti tambahan tentang kemungkinan hubungan antara OSA dengan kanker dengan menyediakan data baru tentang potensi berdasarkan gender.
"Dalam penelitian ini prevalensi kanker secara keseluruhan rendah hanya 2 persen, oleh karena itu pasien OSA tidak perlu khawatir dengan penelitian ini. Tapi dokter harus waspada ketika menilai pasien OSA perempuan dengan gejala yang kurang umum," katanya.
Namun ia tetap menyarankan agar pasien OSA melakukan terapi dan mengikuti gaya hidup sehat untuk termasuk aktif secara fisik, mencapai berat badan ideal, membatasi mengonsumsi alkohol dan tidak merokok.
Baca Juga: Makan Kedelai Bantu Penderita Kanker Payudara Terhindar dari Osteoporosis
Temuan itu memang menunjukkan hubungan antara OSA dan kanker, tetapi tidak membuktikan OSA menyebabkan peningkatan risiko kanker, sehingga diperlukan lebih banyak penelitian tentang kaitan mendengkur dengan kanker pada perempuan.