Suara.com - Paket Perjalanan Haji dan Umrah Backpacker Kian Dilirik Milenial.
Traveling memang seakan sudah menjadi kebutuhan Milenial. Namun kini, menurut Manager Angkat Koper (tour and travel Haji dan Umrah), Muhammad Dzulfahmi, trennya mulai bergeser. Tak hanya negara-negara seperti Jepang, Korea, Thailand hingga Eropa, banyak Milenial yang mulai melirik melakukan haji dan umrah.
Hal tersebut terlihat, berdasarkan peningkatan penjualan paket haji dan umrah sejak 2014 lalu. Apalagi, saat ini, semakin banyak paket 'plus' yang ditawarkan untuk Milenial. Di mana, selain bisa beribadah, mereka juga bisa mengunjungi beberapa negara sekaligus, seperti Turki, Dubai atau Eropa.
"Sekarang Milenial lebih berangkat atas kesadaran sendiri. Berbagai paket haji, khususnya umrah juga tersedia untuk memenuhi kebutuhan Milenial," ujarnya dalam temu media kampanye Narada Asset Management #investasibukanorangkayasaja di Jakarta, Selasa (21/5/2019).
Baca Juga: Dua Layanan Fintech Ini Ramai Digunakan Milenial Jelang Lebaran
Selain haji dan umrah plus, kata Dzulfahmi, paket lainnya yang juga banyak dicari Milenial adalah paket haji dan umrah 'backpacker'. Di mana, mereka bisa menentukan hotel pesawat hingga durasi waktu sesuai dengan keinginan dan biaya yang mereka miliki.
Biaya yang dibutuhkan untuk perjalanan haji biasanya dimulai dari harga Rp 45 juta, sedangkah untuk umrah dimulai dari harga Rp 20 jutaan, yang biasanya sudah mengakomodir transportasi, akomodasi, makanan dan kebutuhan pokok selama beribadah.
Namun, Dzulfahmi mengingatkan ada hal yang harus diperhatikan selain kebutuhan tersebut, yakni kwbutuhan tak terduga, seperti kenaikan kurs dollar, pulsa, kelebihan bagasi, belanja, suntik meningitis sampai baju yang akan digunakan sesuai cuaca di Tanah Suci.
Komponen biaya yang tak terlihat ini justru kadang lebih besar daruoada pembiayaan untuk kebutuhan utama. Karena itu, Chief Marketing Officer Narada Asset Management, N. Anie Puspitasari mengatakan bahwa saat ingin haji dan umrah, penting bagi Milenial memiliki perencaan keuangan, yang sesuai dengan kemampuan finansial masing-masing.
"Beberapa hal penting yang harus diperhatikan adalah setiap orang harus memiliki komitmen untuk menyisihkan dana baik itu melalui tabungan atau investasi. Kedua, perhatikan pos-pos pengeluaran, yang tidak penting sebaiknya dihindari. Ketiga, memilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko, jangka waktu, dan kemampuan finansial," tutup dia.
Baca Juga: Ini Cara Milenial Peduli Tunanetra dan Tunawicara