Suara.com - Mauro Morandi (81) kerap berjalan sendirian menyisir bibir pantai berbatu di Pulau Budelli, Italia.
Matanya nanar menatap laut dan ombak yang saling berpagut memecah karang. Pemandangan di hadapannya itu kerap membuat Morandi merasa kerdil.
"Kita mengira manusia adalah mahluk yang paling mendominasi bumi namun kenyataannya kita hanyalah seekor nyamuk, kecil dan lemah," celetuk Morandi seperti dikutip Suara.com dari National Geographic.
Ingatannya mengarung jauh saat pertama kali ia menginjakkan kaki di Pulau Budelli.
Baca Juga: Rajungan Kuah Santan Asam Pedas Khas Pulau Pari Bikinan Chef Aiko, Sedap!
Saat itu tahun 1989, mesin catamaran (kapal dengan dua lambung) milik Morandi mendadak lumpuh di tengah samudera, tepat di antara pulau Sardinia dan Corsica.
Jangkar sudah dilepaskan namun catamaran Morandi tak kuasa menahan badai dan hantaman ombak.
Ia terlempar hingga akhirnya terombang ambing di bibir pantai sebuah pulau tak berpenghuni. Pulau itu bernama Pulau Budelli.
Singkat cerita, Morandi akhirnya memilih tinggal di Pulau Budelli dan menyambung hidup di pulau ini seorang diri.
Hari ini, terhitung 30 tahun sudah Morandi tinggal seorang diri di Pulau Budelli.
Baca Juga: Lebih Dekat dengan Gonggong, Ikon Wisata dan Kuliner Khas Pulau Bintan
Sesekali ia menjual hasil pahatannya pada turis yang menyambangi Pulau Budelli namun lebih sering ia menyambung hidup dengan memakan apa saja yang dapat ia temukan.