Suara.com - Relaksasi dengan Melukis, Begini Asiknya Belajar Henna Painting On Pouch
Keindahan henna art yang biasa Anda lihat menjadi hiasan di tangan khususnya untuk perempuan di pernikahan, ternyata bisa diaplikasikan ke banyak hal seperti tas dan dompet.
Beberapa waktu lalu, DewiKu.com berkesempatan untuk belajar henna art bersama Be Culture. Namun, bukan tangan-tangan pengantin cantik yang jadi medianya, melainkan tas mini pouch.
Henna Doodle Workshop diselenggarakan di Daily Noon Store, Yogyakarta, pada 10 Februari 2019 lalu. Lia Nurusshabah, Owner Be Culture sendiri yang turun tangan untuk menjadi instruktur hari itu.
Baca Juga: Kisah Komunitas Seniman Terminal Depok Ajak Anak Punk ke Jalan Hijrah
"Kuasnya dikeraskan dulu biar gampang melukisnya. Ada sampel motif-motif simpel juga," kata Lia saat memberikan pengarahan dilansir dari DewiKu.com.
Untuk memulai henna painting on pouch ternyata tidak membutuhkan alat yang sulit ditemukan. Karena kamu cukup menyediakan kuas lukis, ada pula pensil, penggaris, penghapus, hingga jangka untuk keperluan pembuatan sketsa awal.
Pewarna yang digunakan pun bukan cat henna, melainkan cat tekstil. Gambar yang dihasilkan cat tekstil memang cenderung lebih lembut mengikuti tekstur kain. Umumnya juga lebih mudah diaplikasikan ke kain dan cepat mengering.
"Pakai cat akrilik juga bisa," ujar Lia menambahkan.
Lia sempat mencontohkan betapa mudahnya berkreasi dengan henna art. Walau kenyataannya, melukis motif paling sederhana sekalipun bisa menjadi perkara rumit bagi para pemula.
Baca Juga: Rekomendasi Wisata Relaksasi bagi Para Mindful Traveler
"Setiap diri kita punya kreativitas masing-masing dan melukis itu salah satu cara untuk mengekspresikan kreativitas agar perasaan jadi lebih happy," tutur Lia.
Salah satu peserta Henna Doodle Workshop, Ajeng Galih Sitoresmi, mengaku penasaran dengan henna painting on pouch ala Be Culture. Dia sendiri memilih melukis ilustrasi hobinya, yakni merajut.
"Nyobain yang belum pernah. Aku tahunya dari Instagram Daily Noon, terus aku lihat ini menarik," kata Ajeng.
Peserta lainnya, Vicky, juga mengaku ikut workshop karena penasaran. “Baru pertama kali ikut beginian. Tadi pakai sketsa dulu tapi masih bingung dan jadinya kayak gini,” ucap Vicky sambil menunjukkan karyanya yang didominasi gambar hati dan bunga.
Lia bilang, workshop beberapa waktu lalu itu diselenggarakan untuk merayakan ulang tahun ke-3 Be.Culture. Berharap bisa berbagi ilmu sederhana tapi bermanfaat, dia bekerja sama dengan Daily Noon Store untuk membuka pelatihan henna painting on pounch.
Lia lalu mengungkapkan, awalnya Be.Culture benar-benar menggunakan cat henna yang diaplikasikan pada totebag putih. Efek warna cokelat yang dihasilkan disebut sangat bagus. Sayangnya, mudah luntur jika terkena air. Itulah mengapa dirinya beralih pada cat kain.
"Bisa dibilang ini inovasi henna art. Lebih awet. Warnanya pun lebih ngejreng," ujar ibu dua anak ini.
Lia berharap, produk BeCulture bisa membahagiakan orang-orang yang memakainya. Melalui workshop, dia juga ingin mengajak perempuan, terlebih para ibu muda yang tidak bekerja di luar rumah, untuk tetap berkarya dan mengembangkan diri.
Lia sendiri menyenangi doodle sejak kecil. Namun, henna art yang kemudian dia modifikasi menjadi henna doodle itu diakui dipelajari secara otodidak. Dia pun tak menyangka jika hal tersebut kemudian menjadi ladangnya berkarya seperti sekarang.
Dalam kegiatan ini, banyak anggota merupakan kalangan ibu-ibu muda dan ibu rumah tangga.
"Kita buktikan, jadi emak-emak punya anak juga tetap bisa berkarya. We have to motivate our self, untuk tetap kreatif dan inovatif," katanya.