Para-Site, Ketika Brand Streetwear Lokal dan Mancanegara Bertemu

Rabu, 15 Mei 2019 | 09:30 WIB
Para-Site, Ketika Brand Streetwear Lokal dan Mancanegara Bertemu
Menjelang event streetwear bertajuk Para-Site. (Suara.com/Dinda Rachmawati)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Industri streetwear di Indonesia saat ini semakin berkembang, dengan animo atau pasar yang sudah cukup besar. Hal ini menjadi salah satu kesempatan baik bagi para pemain di industri tersebut untuk terus mengembangkan diri, agar bisa bersaing di pasar global. Dan untuk mendukung hal tersebut, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) memfasilitasi 20 brand streetwear lokal dengan menggelar event streetwear bertajuk Para-Site.

Rencananya, event yang pertama kalinya mempertemukan brand streetwear lokal dan mancanegara ini akan diselenggarakan di The Space Senayan City, Jakarta, pada 23-26 Mei 2019.

"Event ini adalah event streetwear yang pertama kali combining local brand dan international brand. Kenapa ada international brand? Karena kita ingin di sana brand bisa salimg sharing, gimana caranya supaya brand lokal bisa go worldwide. Kalau mereka bisa, kenapa kita tidak bisa?" ungkap Event Director Para-Site, Dimas Indro, dalam temu media di Jakarta, Selasa (14/5/2019).

Lebih lanjut, Dimas menjelaskan, Para-Site juga merupakan event Streetwear yang brand-nya sudah dikurasi dengan baik. Di antaranya adalah Elhaus, Shipyard, Racecar, Locale, Perenial Skate Co, Bluesville, Cashless, Failure, Maris, Capital, Untold, dan masih banyak lagi.

Baca Juga: Samaira, Konsep Belanja Fesyen Muslim Pertama dalam Satu Area

Beberapa kegiatan seru akan dihadirkan seperti brand exhibition, diskusi panel, sneaker auction, workshop, hingga exclusive drop dari brand berskala global, baik lokal maupun mancanegara.

Nantinya, tokoh-tokoh yang berpengaruh di industri streetwear global juga akan menghadiri event ini sebagai pembicara dalam diskusi, seperti Guillaume Philibert yang merupakan pendiri dari brand Filling Pieces dan Masta Lee, mantan Media Director dan Designer apatta, salah satu toko sneakers terkenal di Belanda.

"Selain dua tokoh itu, ada beberapa artis internatioanl seperti Abderramane Trabsini dari brand Daily Paper, Arthur Bray dan Eri Yeti dari brand Yeti Out, Woei Tjin pemilik toko sneaker terkemuka di Rotterdam, Belanda, ada juga Andrew dari brand Sandalboyz," lanjut dia.

Acaranya, kata Dimas, diharapkan dapat menyatukan penggemar fesyen, sneaker, musik, seni, dan kultur jalanan dalam satu tempat. Serta, bisa mengedukasi pengunjung mengenai esensi dari streetwear itu sendiri, dengan menghadirkan tokoh-tokohnya secara langsung.

Dengan hadirnya Para-Site, Deputi Pemasaran Bekraf, Joshua Puji Mulia Simandjuntak mengatakan, subsektor fesyen lokal, khususnya streetwear, dapat semakin menciptakan produk berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga dapat mendorong peningkatan ekspor dari subsektor tersebut.

Baca Juga: Selalu Tampil Necis, 3 Item Fesyen Andre Taulany Ini Harganya Selangit

"Ajang ini bertujuan sebagai lokomotif penggerak untuk semakin banyak masyarakat menggunakan produk lokal. Apalagi streetwear memiliki kekuatan massa yang sangat besar, cepat dan reaktif terutama di generasi milenial," tutup Joshua.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI