Suara.com - Guyonan Seksis Masih Dibawa Bercanda, Padahal Itu Kekerasan Verbal Lho.
Semua ada batasnya, termasuk bercandaan yang mengandung guyonan seksis.
Pasalnya tidak sedikit di kalangan masyarakat kita yang menganggap guyonan seksis bisa mengocok perut dan mencairkan suasana. Padahal tidak sedikit perempuan yang tersinggung karena candaan itu, hal itu termasuk bentuk pelecehan secara verbal lho.
Mari kita memulainya dengan sebuah percakapan ringan yang (harapannya) cuma fiktif ini. Jumat pagi, seorang pekerja perempuan baru saja sampai di lobi kantor saat dua rekan pria menyapanya. Penampilan si perempuan sebenarnya biasa saja, sopan selayaknya untuk pergi bekerja. Namun, dua rekannya itu langsung salah fokus dengan rambut si perempuan yang masih setengah basah.
Baca Juga: Agar Tak Ada Lagi Kasus Audrey, Sosiolog : Tanamkan Nilai Anti Kekerasan
''Abis keramas, nih? Semalem main apa, nih?'' tanya pria A.
''Abis digarap berapa kali sama suami? Capek banget pasti,'' timpal pria B yang kemudian tertawa bersama pria A.
Reaksi si perempuan? Dia merasa tidak nyaman dan tersinggung. Baginya, walaupun tujuannya hanya basa-basi, pertanyaan ambigu semacam itu benar-benar tidak perlu.
''Harus banget bahas kayak begitu sepagi ini?'' balas si perempuan, lalu segera meninggalkan dua rekannya itu.
''Bercanda kali! Gitu aja marah!''
Baca Juga: Viral JusticeForAudrey, Ini 5 Mitos Kekerasan Seksual yang Harus Diketahui
Seandainya Anda adalah si perempuan, apakah Anda bisa menerimanya sebagai bercanda saja?