Komunitas Kompak, Mantan Begundal yang Merawat Hulu Ciliwung

Sabtu, 27 April 2019 | 09:17 WIB
Komunitas Kompak, Mantan Begundal yang Merawat Hulu Ciliwung
Komunitas Kompak. (Instagram/@kompakofficial)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komunitas Kompak, Mantan Begundal yang Merawat Hulu Ciliwung

Katulampa, sebuah lokasi yang akrab di telinga warga Ibukota Jakarta. Meski mungkin banyak dari mereka samar-samar tahu di mana letak persisnya, tapi pamor Katulampa, khususnya Bendungan Katulampa, sudah lama melegenda.

Nasib sebagaian lokasi Ibukota Jakarta kerap bergantung di sana. Jika debit air di Bendungan Katulampa naik, dalam beberapa jam air akan datang, berubah menjadi bah dan membawa bencana.

Tapi tentu saja Katulampa lebih dari cerita-cerita di atas.

Baca Juga: Komunitas Pelangi Wastra Ingin Kain Indonesia Dicintai Milenial

Kawasan tersebut bukan hanya alarm nasib bagi Ibukota. Bukan juga sekadar penyebab banjir akibat seringnya narasi "air bah kiriman dari Bogor" yang dilontarkan media dan pejabat Jakarta.

Komunitas Kompak. (Instagram/@kompakofficial)
Komunitas Kompak. (Instagram/@kompakofficial)

Di Katulampa, ada sebuah komunitas sosial besar yang susah payah merawat hulu Ciliwung dan martabat penduduk yang tinggal di pinggiran sungai di sana.

Mereka adalah Komunitas Peduli Katulampa atau Kompak. Kompak dibentuk pada 2013 lalu, namun baru resmi berdiri pada 2014.

Ditemui Suara.com di Saung Kompak yang berlokasi di RT 05 RW 09, Kelurahan Katulampa, Bogor Timur, Kota Bogor, sang mantan ketua, Zainal Arifin bercerita awal mula Kompak didirikan.

Kata lelaki yang akrab disapa Kang Nay, Kompak awalnya diisi para begundal kampung.

Baca Juga: Datangi Komunitas Waria, KPU Ajak Gunakan Hak Pilih di Pemilu 2019

Mereka adalah pemuda sekitar yang menamakan diri sebagai anak geng, si tukang mabuk, tawuran, sampai taruhan.

Komunitas Kompak. (Instagram/@kompakofficial)
Komunitas Kompak. (Instagram/@kompakofficial)

"Dulu kami sekumpulan anak muda yang bergelut di bidang negatif seperti gangster, suka mabok, tawuran, wajar kalau di pandang miring sebelah mata oleh warga," kata Kang Nay.

Semua berubah ketika seorang fasilitator bernama Lutfhi Kurnia atau Kang Uut datang. Beliau datang membawa pesan kebajikan sekaligus melakukan pelatihan kemandirian. "Beliau ngumpulin anak-anak muda di sini. Dibina dan diarahkan," tambahnya.

Setahun dibina dan diarahkan, Kompak mulai melakukan aksi nyata di masyarakat. Saat itu mereka melakukan aksi bersih-bersih di Taman Sempur Kota Bogor

Komunitas Kompak. (Instagram/@kompakofficial)
Komunitas Kompak. (Instagram/@kompakofficial)

Aksi bersih-bersih berlajut menjadi acara besar bulanan. Bahkan setiap bulan, Kompak bersama beberapa komunitas lain dan warga sekitar, akan bersama-sama membersihkan sungai Ciliwung sekitar bendungan dari sampah.

Kompak juga hadir ketika masyarakat Indonesia berkumpul besar-besaran di Monas. Mereka datang membawa misi membersihkan lokasi paska kegiatan massa di sana.

Selain bersih-bersih, Kompak juga memiliki kegiatan lain di bidang kerelawanan, kreatif, seni budaya, dan pendidikan.

Komunitas Kompak. (Instagram/@kompakofficial)
Komunitas Kompak. (Instagram/@kompakofficial)

Bahkan saat bencana besar melanda Indonesia, seperti gempa Lombok serta gempa dan tsunami di Palu, ada perwakilan Kompak yang dikirim membantu relawan di sana.

Kini mereka juga dipercaya oleh warga untuk mengelola acara seperti 17-an dan acara keagamaan. Kompak juga kerap kedatangan anak-anak sekolah untuk belajar berbagai hal.

Anggota Kompak tak lebih dari 30 orang. Tapi mereka bertekad untuk tetap kompak dan terus menyebarkan pesan baik ke masyarakat.

Komunitas Peduli Katulampa atau Kompak dapat dihubungi melalui akun Instagram resmi mereka di @kompakofficial.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI